Minggu, 28 Desember 2014

Teknik Cetak 3D, Solusi Untuk Membangun Rumah Murah

Kelebihan teknik cetak 3D adalah cepat, murah, dan sebagian besar dikerjakan secara otomatis. Ini merupakan solusi sempurna untuk membangun perumahan rakyat dan cocok untuk kualitas perumahan di daerah bencana.


KOMPAS.com - Di Amsterdam, sebuah tim inovator internasional tengah mengerjakan proyek solusi krisis perumahan. Proyek yang dijuluki 3D Print Canal House ini, menggabungkan bangunan, pusat penelitian dan ruang pameran terbuka.

Dengan cetakan 3D, yang membangun lapisan demi lapisan berdasarkan model digital tiga dimensi, bangunan lebih cepat selesai dan lebih aman dibandingkan metode konstruksi tradisional. Hasilnya, harga perumahan akan jauh lebih terjangkau.

Awal tahun ini, perusahaan Tiongkok WinSun membangun 10 rumah dalam kurun waktu satu hari, dengan biaya 5.000 dollar AS atau Rp 62,125 juta per rumah.


Sementara itu, arsitek proyek Amsterdam Canal House, DUS, tidak bisa memperkirakan berapa biaya yang tepat untuk pembangunannya. Meski begitu, ia berharap, dalam kurun waktu tiga tahun, inisiasi penelitian akan membahas secara menyeluruh bagaimana arsitektur cetak 3D akan mempengaruhi industri bangunan.

"Tujuannya adalah untuk menciptakan sebuah teknik bangunan yang hemat biaya, berkelanjutan dan nyaman," kata salah satu arsitek, Hans Vermeulen.
Teknik yang cepat, murah, dan sebagian besar dikerjakan secara otomatis, merupakan solusi sempurna untuk perumahan rakyat dan cocok untuk perumahan di daerah bencana. Furnitur bahkan dapat dicetak bersama-sama dengan struktur rumah.

Tim Amsterdam meningkatkan kelebihan cetakan 3D, yakni dengan menggunakan plastik yang terbuat dari minyak sayur, bukan minyak bumi. Bangunan ini akan dicetak dalam potongan, dengan posisi kamar-kamar yang nantinya akan dicocokkan untuk menciptakan struktur lengkap.

Cetakannya juga disesuaikan budaya dan sejarah lokal dengan metode produksi modern. Sesuai dengan namanya, desain Amsterdam Canal House menirukan rumah tradisional berumur 400 tahun yang didekorasi dengan banyak hiasan.

"3D Print Canal House adalah contoh perintis rumah pertama yang dicetak di tempat dengan printer 3D portabel terbesar. Namun, ada beberapa inisiatif lainnya dalam skala besar dan kemungkinan akan ada lebih banyak selama beberapa bulan atau tahun ke depan," kata Vermeulen.

Salah satu inisiatif lainnya adalah "kontur kerajinan", yaitu metodi konstruksi cetak 3D otomatis yang dikembangkan oleh Behrokh Khoshnevis, dari University of Southern California. Kontur kerajinan, menggunakan beton basah dengan pengeringan cepat. Metode ini juga menggabungkan penguatan, unit elektrikal dan pipa otomatis, dalam proses tersebut.

Teknik ini sangat efisien karena dapat mencetak sebuah rumah berukuran 2.500 kaki persegi atau 232 meter persegi dalam waktu 24 jam. Penghematan biayanya diperkirakan mencapai 60 persen dibandingkan dengan konstruksi tradisional.

Meski terdengar sangat singkat, metode ini juga bisa menciptakan rumah adat, dengan menggunakan cetak biru pribadi. Karena menciptakan struktur secara digital, tidak ada batasan bentuk yang rumit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar