Rabu, 31 Desember 2014

Jembatan Lantai Baja Orthotropic


Inovasi ini bagi negara maju seperti amerika sudah lama diterapkan. Namun bagi negara kita Indonesia baru di dikaji dan dicoba baru-baru ini. Tujuan penggunaan lantai baja orthotropic adalah sebagai alternatif pengganti lantai beton/slab pada jembatan rangka baja. Bahkan saat ini sudah sangat maju dengan adanya teknologi box girder yang mana salah satu penerapan dek baja orthotropic paling modern. Disinyalir saat penggunaan lantai beton memiliki banyak kekurangan. Dengan menggunakan lantai baja orthotropic mempunyai keunggulan dalam kemudahan konstruksi.

Berikut perbedaan konstruksi jembatan konvensional(lantai beton) dengan konstruksi jembatan lantai baja orthotropic. Disampaikan oleh Direktur Bina Teknik Ditjen Bina Marga Kementrian PU, Purnomo :




Jembatan Konvensional

  • Menggunakan lantai atau slab geladak beton bertulang.
  • Rawan terhadap kerusakan pada lalulintas yang sangat padat.
  • Perbaikan lebih sering, karena sering terjadi keretakan. Karena perbedaan kekakuan antara rangka “truss” dengan pelat beton.
  • Perbaikan memerlukan setting time yang cukup untuk mencapai kekuatan tertentu. Sehingga memerlukan traffic management yang baik agar tidak mengganggu lalu lintas
  • Biayanya lebih murah

Jembatan lantai Baja Orthotropic

  • Lebih ringan, dimana bisa mengurangi 45% bobot mati dari jembatan biasa.
  • Biaya konstruksi lebih mahal
  • Instalasi lebih mudah dan cepat karena bahan merupakan hasil fabrikasi. Sehingga dapat diterapkan pada jembatan dengan volume lalulintas yang tinggi.
  • Kontrol mutu pelaksanaan lebih terjamin
  • Sifatnya lebih daktail
  • Perkerasan menggunakan “asphalt cement” AC/WC, direkatkan dengan lapis tipis membran (latisma) dan water proofing guna mencegah perkaratan.
  • Meminimalkan retak pada sambungan las

 

 Sistem struktur, lapis perkerasan ditopang/menempel pada pelat baja, pelat baja ditopang oleh rusuk longitudinal (ribs) , ribs longitudinal ini ditopang oleh rusuk transversal(melintang), dan rusuk tranversal ini ditopang oleh girder/gelagar utama baik itu berupa rangka baja taupun plate girder. Meskipun box girder sama-sama dari pelat orthotropic tapi sistemnya berbeda dengan jembatan baja biasa.

Saat ini PU sedang mencoba dan mengevaluasi inovasi ini pada jembatan Cipait, Pekalongan-Pemalang, Jateng. Lokasinya tepat di jalur Pantura yang sangat ramai. Struktur rangka utamanya tidak di rubah, jembatan yang dibangun pertama kali tahun 70-an inihanya mengganti lantainya saja dikarenakan sudah rusak.

 Sumber : Majalah Techno Konstruksi

   fadlyfauzie.wordpress.com  

1 komentar: