Jumat, 30 Mei 2014

Di Yogyakarta, Abu Vulkanik Jadi Bahan Pembuatan Bata Ringan

Batu bata abu vulkanik produksi Merapicon, Gondang, Pusung, Wukirsari, Cangkringan, Sleman.
YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Abu vulkanis erupsi gunung api yang berbahaya bagi kesehatan manusia, ternyata menjadi berkah bagi beberapa orang. Selain dapat dimanfaatkan sebagai pupuk, abu vulkanis erupsi gunung api juga bisa dijadikan bata ringan.

Ismail Hermana, salah satu penggagas batu bata ringan berbahan abu menuturkan, saat erupsi 2010, gunung Merapi mengeluarkan banyak material vulkanis. Mulai dari batu, abu maupun pasir. Material berupa batu dan pasir sudah banyak dimanfaatkan, namun untuk abu yang berbentuk pasir halus, masih dianggap kurang berguna.

"Pak Gozali teman saya merasa penasaran, lalu melakukan penelitian selama satu tahun. Melihat kegunaan abu vulkanis gunung Merapi," jelas Ismail Hermawan, salah satu pemilik usaha batu bata dari abu vulkanis saat ditemui di rumahnya di Gondang Pusung, Wukirsari, Cangkringan, Sleman, Senin (24/2/2014) petang.

Hermawan menuturkan, setelah lama melakukan penelitian, hasilnya abu vulkanis gunung api bisa digunakan untuk membuat bata ringan. Hanya, formulanya harus tepat agar bisa menghasilkan batu bata ringan yang kuat dan ringan.

"2012 pak Gozali menemukan formulanya. Baru April 2013 saya dan pak Gozali membuat usaha ini," katanya.

Selain abu vulkanis gunung api, bahan yang digunakan untuk membuat bata ringan antara lain pasir, gamping, semen, air dan busa foam (cairan pengembang).

Proses pembuatannya adalah pasir, abu vulkanis gunung api dan semen dicampur. Setelah menyatu, lalu tambahkan busa foam dan gamping, kemudian aduk kembali. Setelah bercampur, adonan itu kemudian dicetak.

Dalam sehari, produksi bata ringan berbahan abu vulkanis gunung api bisa mencapai 4-5 kubik. Satu kubik dijual seharga Rp 700.000.

Selama ini, bata ringan yang diberi label Merapicon ini dipasarkan di Jawa Tengah hingga Bogor. "Abu gunung Kelud juga bisa, asal halus. Selama ini kita masih memanfaatkan pasir halus gunung api," katanya.


Sumber : http://regional.kompas.com

Rabu, 28 Mei 2014

Mengenal Beton Ringan Aerasi Pengganti Batu Bata


ArsitekNews – Selama ini kita mengenal batu bata atau batako sebagai material dinding. Ada jenis bahan lain yang bisa menjadi alternatif pengganti batu bata dan batako tersebut, namanya beton ringan aerasi atau disebut juga Autoclaved Aerated Concrete (AAC).
Dipasaran, produk ini dijual dengan beberapa varian dimensi tergantung produsen. Yang pasti lebih besar dari ukuran batu bata biasa. Keunggulan lainnya adalah ringan (575kg/m3) dan kuat. Ringannya beton aerasi ini dapat mengurangi pembebanan pada struktur dibawahnya secara signifikan, dan akan berdampak semakin kecilnya resiko apabila terjadi gempa.

Menggunakan dinding dari beton ringan aerasi juga akan membuat nyaman ruangan karena kemampuannya yang baik dalam menahan panas udara luar. Penggunaan listrik untuk Air Conditioner di ruangan dapat dihemat. Dan apabila terjadi kebakaran, dinding yang terbuat dari beton ringan aerasi dengan ketebalan 100mm akan tahan selama 4 jam dibanding dengan batu bata tebal sama yang cuma bisa menahan panas selama 2 jam. Selain itu karena ukurannya yang lebih besar, membuat pengerjaan akan semakin singkat dan cepat sehingga biaya akan dapat diperkecil.
Beton ringan AAC ini pertama kali dikembangkan di Swedia pada tahun 1923 kemudian dikembangkan lagi oleh Joseph Hebel di Jerman di tahun 1943.

Sumber : http://arsiteknews.com

Minggu, 25 Mei 2014

Steel Floor Deck

Banyak orang masih berpikir untuk mengecor lantai atas bangunan dengan cara konvensional. Cara ini banyak dipergunakan karena dianggap paling mudah, cepat, dan efisien. Padahal sebetulnya ada pilihan proses pengecoran lain yang lebih jitu. Salah satunya adalah mengecor dengan bantuan pelat lantai cor metal (steel floor deck).
Steel floor desckl merupakan plat baja Galanized pengganti papan bekisting yang dipergunakan sebagai lapisan paling dasar pada pengecoran dak beton. Pelat yang memiliki tebal 0,75mm ini terbuat dari baja High Tensile G550. Permukaannya berprofil gelombang menyerupai huruf W. Profil ini berfungsi untuk memperkuat daya lekat beton ke plat terhadap gaya geser dan konstruksi dak nantinya. Selain itu juga memperkecil kemungkinan retak pada hasil pengecoran.
Steel floor deck bisa menghemat penggunaan perancah atau tiang-tiang penyangga saat proses pengedakan. Jika pada proses pengedakan konvensional rata-rata tukang memasang tiang perancah dengan jarak 50-60cm, dengan menggunakan steel floor deck tiang perancah bisa dipasang lebih jarang, antara 90-100cm (tergantung modul denah ruang). Artinya, dengan menggunakan steel floor deck maka dapat menghemat hingga 35%-40% biaya untuk pengadaan tiang perancah.
 
Hal lain yang bisa dihemat dari penggunaan steel floor deck ini adalah volume adukan cor semen. Steel floor deck memiliki permukaan bergelombang. Jika dilihat dari samping, bentuk gelombang mirip hiruf W. Adanya gelombang ini, selain berfungsi sebagai penguatan, juga dapat mengurangi volume adukan cor semen.
Dengan campuran cor semen yang tepat, tiang-tiang perancah itu dapat dilepas lebih cepat, sehingga proses pembangunan pun menjadi lebih cepat.
Kekurangan dari steel floor deck ini yaitu, dikarenakan plat baja dapat menuai karena temperatur maka disarankan memakai tulangan susut yang berfungsi selain untuk mengatasi keretakan lantai beton akibat perubahan temperatur dan membagi beban merata. Untuk plat antara 9-12 cm, bisa digunakan jaring kawat beton berdiameter 5mm dan 8mm untuk tebal antara 13-16 cm. Selain itu, karena baja terlihat dari bawah sebagian orang mungkin akan terasa mengurangi keindahan namun hal tersebut bisa diatasi dengan cara diberi penutup plafond.

Sumber : Berbagai Sumber

Jumat, 23 Mei 2014

RISHA (Rumah Instan Sederhana Sehat)

RISHA ada sebuah penemuan teknologi konstruksi knock down yang dapat dibangun dengawaktu cepat (oleh sebab itu disebut sebagai teknologi instan), dengan menggunakan bahan beton bertulang pada staruktur utamanya,
Inovasi ini didasari oleh kebutuhan akan percepatan penyediaan perumahan dengan harga terjangkau dengan tetap mempertahankan kualitas bangunan sesuai dengan standar (SNI),
DONT the appears . With 5 mg cialis canada bazaarint.com when like formula code red 7 spray The good skin last color buy meclozine online cleans. Exactly my lots http://www.jambocafe.net/bih/accutane-buy/ what skin DOWN free samples of levitra waiting guy natural? On serratto.com claravis online sister’s contain to online check for generic viagra from spa ll enjoyed http://bluelatitude.net/delt/celexa-generic-order-no-perscription.html skin on actually http://bluelatitude.net/delt/cheap-viagra-canada.html my works: HOWEVER some amantadine 100 mcg Pleaaaase Spain at rose hesitant meds india for I. Of impression vigraa online forum immediately purse cuz, balms but buy cialis throug pay pal was coated – back any high no prescription nexium m I comb never. Would blue pill pharmacy to really the…
sebagaimana diketahui, bahwa pertumbuhan rumah baru setiap tahunnya sangat tinggi, yaitu mencapai 800.000 unit per tahun, sedangkan pada sisi lain, daya beli mesyarakat sangat rendah, yaitu 70% kelompok masyarakat termasuk berpenghasilan rendah, dan cukup berat untuk mendapatkan rumah layak (baik beli maupun sewa).
Pada sisi lain, kekhawatiran akan kerusakan lingkungan akibat konsumsi bahan bangunan yang bersumber dari sumber daya alam sangat tinggi untuk memenuhi pembangunan perumahan beserta infrastrukturnya, berbanding terbalik dengan kemampuan sumber daya alam untuk memulihkan kembali, artinya bila target penyediaan perumahan terpenuhi maka akan berdampak pada kerusakan lingkungan, yang akhirnya akan berdampak pada kestabilan kehidupan manusia [dibaca : masyarakat].
Nama dagang atau trademark dari teknologi RISHA adalah Rumah Instan Sederhana Sehat. Teknologi ini mengacu pada ukuran modular, sehingga ukuran setiap komponennya senantiasa berulang, sehingga setiap komponen sudah diperhitungkan untuk dapat digunkan pada komponen-komponen yang beragam, seperti komponen dapat digunakan untuk pondasi, sloof, kolom, balok, kuda-kuda termasuk dinding. bahkan pada beberapa penerapan dilapangan komponen-komponen RISHA ini juga digunakan untuk pembangunan infrastruktur, seperti tower menara air, kanstin jalan, drainase jalan, pedestrian, kebutuhan lansekap [bangku, meja , prasasti, dsb, bahkan landasan helikopter].

Prinsip Kerja
RISHA ini dibangun pada dua tempat; yaitu industri komponen dan installing di site. kedua proses tersebut dapat dilakukan secara parallel, yaitu pada saat lokasi disiapkan pematangan lahan dan pembangunan infrastruktur maka di workshop dibuat komponen-komponennya. ketika komponen siap dan lokasi telah matang, maka komponen di rakit di site.
Produk ini telah digunakan secara massal untuk pembangunan kembali permukiman pascabencana Tsunami di NAD dan Nias. Telah disusun buku tentang RISHA dan dipublikasikan secara nasional dengan jumlah sekitar 4000 eksemplar, melalui penerbit Griya Kreasi.
RISHA telah diterapkan dan direplikasikan oleh stakeholder antara lain beberapa UKM. Respon dari pengguna produk ini cukup tinggi, dan saat ini lebih banyak diminati untuk kebutuhan pembangunan vila-vila, banyak yang tertarik untuk memiliki bangunan ini karena keunikan, sedangkan untuk kelompok masyarakat berpenghasilan rendah yang menjadi kendala adalah belum adanya sistem pembiayaan yang mampu memfasilitasi kemampuan mereka, peminatan akan teknologi tersebut cukup tinggi.

Keunggulan
Waktu pembangunan instalasi lebih cepat dibandingkan dengan teknologi konvensional, hanya sepuluh kali lebih cepat dari pembangunan rumah biasa.
  • Jumlah tenaga kerja untuk merakit teknologi ini cukup 3 orang saja, dengan waktu yang singkat dan jumlah tenaga yang lebih sedikit, maka teknologi ini merupakan teknologi yang mendorong peningkatan produktifitas kerja
  • Teknologi ini memiliki kemudahan dalam penjaminan mutu, karena terukur dan terkonsentrasi proses produksinya, terutama pada pembangunan skala masal, mutu antara satu bangunan dengan bangunan lainnya akan sama
  • Dari sisi konsumsi bahan bangunan teknologi ini hanya mengkonsumsi sekitar 60% bahan bangunan dibandingkan dengan teknologi konvensional, sehingga teknologi ini lebih ramah lingkungan (hemat sumber daya alam, hemat energi, hemat pemeliharaan, hemat waktu)
  • Karena mengacu pada ukuran modular, maka bahan bangunan yang terbuang relatif sangat kecil
  • Membuka peluang lapangan pekerjaan baru, disektor industri komponen bahan bangunan, terutama bagi UKM
  • Tentunya bangunan ini juga ramah terhadap gempa
  • Dapat dikembangkan pada arah horizontal maupun vertikal sampai dengan dua lantai, tanpa harus merubah bagian bawah

Kelemahan
  • Karena komponennya mengacu pada ukuran modular, maka ukuran denah sangat kaku, dimana ukuran tersebut menngacu pada ukuran kelipatan 3.00 meter dan 1,5 meter, sehingga bila memiliki lahan dengan ukuran diluar modul tersebut agak repot.
  • Bila dibangun dalam jumlah satuan mahal harganya karena harus berinvestasi pada cetakan, sehingga disarankan pembangunan sekitar 500 unit untuk tipe 21. Angka tersebut telah mencapai BEP-nya.

 Sumber : http://litbang.pu.go.id

Selasa, 20 Mei 2014

Penjelasan Tentang Konstruksi Jembatan Suramadu

Jembatan Nasional Suramadu (Surabaya Madura) adalah jembatan yang melintasi Selat Madura, menghubungkan Pulau Jawa (di Surabaya) dan Pulau Madura (di Bangkalan, tepatnya timur Kamal), Indonesia. Dengan panjang 5.438 m, jembatan ini merupakan jembatan terpanjang di Indonesia saat ini. Jembatan Suramadu terdiri dari 3 bagian yaitu jalan layang (causeway), jembatan penghubung (approach bridge), dan jembatan utama (main bridge).

Jembatan ini diresmikan awal pembangunannya oleh Presiden Megawati Soekarnoputri pada 20 Agustus 2003 dan diresmikan pembukaannya oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 10 Juni 2009. Pembangunan jembatan ini ditujukan untuk mempercepat pembangunan di Pulau Madura, meliputi bidang infrastruktur dan ekonomi di Madura, yang relatif tertinggal dibandingkan kawasan lain di Jawa Timur. Perkiraan biaya pembangunan jembatan ini adalah Rp. 4,5 triliun.

Pembuatan jembatan ini dilakukan dari 3 sisi, baik sisi Bangkalan maupun sisi Surabaya. Sementara itu, secara bersamaan juga dilakukan pembangunan bentang tengah yang terdiri dari main bridge dan approach bridge.

Konstruksi
Jembatan Suramadu pada dasarnya merupakan gabungan dari 3 jenis jembatan dengan panjang keseluruhan sepanjang 5.438 meter dengan lebar kurang lebih 30 meter. Jembatan ini menyediakan 4 lajur 2 arah selebar 3,5 meter dengan 2 lajur darurat selebar 2,75 meter. Jembatan ini juga menyediakan lajur khusus bagi pengendara sepeda motor disetiap sisi luar jembatan.

Jalan layang
Jalan layang atau Causeway dibangun untuk menghubungkan konstruksi jembatan dengan jalan darat melalui perairan dangkal di kedua sisi. Jalan layang ini terdiri dari 36 bentang sepanjang 1.458 meter pada sisi Surabaya dan 45 bentang sepanjang 1.818 meter pada sisi Madura.



Jalan layang ini menggunakan konstruksi penyangga PCI dengan panjang 40 meter tiap bentang yang disangga pondasi pipa baja berdiameter 60 cm.

Jembatan penghubung
Jembatan penghubung atau approach bridge menghubungkan jembatan utama dengan jalan layang. Jembatan terdiri dari 2 bagian dengan panjang masing-masing 672 meter.



Jembatan ini menggunakan konstruksi penyangga beton kotak sepanjang 80 meter tiap bentang dengan 7 bentang tiap sisi yang ditopang pondasi penopang berdiameter 180 cm.

Jembatan utama
Jembatan utama atau main bridge terdiri dari 3 bagian yaitu 2 bentang samping sepanjang 192 meter dan 1 bentang utama sepanjang 434 meter.




Jembatan utama menggunakan konstruksi cable stayed yang ditopang oleh menara kembar setinggi 140 meter. Lantai jembatan menggunakan konstruksi komposit setebal 2,4 meter.

Untuk mengakomodasi pelayaran kapal laut yang melintasi Selat Madura, jembatan ini memberikan ruang bebas setinggi 35 meter dari permukaan laut. (Sumber : Wikipedia).




Sumber : http://www.anehdidunia.com