Kamis, 28 November 2013

Penemu Dari Indonesia Dalam Bidang Konstruksi

Kita patut berbangga hati karena indonesia disamping memiliki kekayaan alam yang luar biasa, juga memiliki kekayaan intelektual dari para rakyatnya yang kini, hasil penemuan dan inovasi mereka dipakai secara internasional, berikut ini adalah penemu dalam bidang konstruksi dari Indonesia.


Prof. Ir. R.M. Sedyatmo (Penemu Pondasi Cakar Ayam)

Lulusan ITB angkatan 1934 ini berhasil menemukan pondasi cakar ayam pada tahun 1962.
Sistem pondasi ini memungkinkan pembangunan di atas lahan yang labil, seperti landasan pacu pelabuhan udara Soekarno Hatta, Jakarta, dan banyak bangunan lain di seluruh dunia.



Tjokorda Raka Sukawati (PenemuMetode Sosrobahu)



Sistem pembuatan penyangga jalan layang secara sejajar dengan jalan yang akan dibuat, dan dapat diputar dengan mudah bila akan digunakan. Sistem ini menghemat tempat, sehingga tidak memacetkan lalu lintas di bawahnya bila sebuah jalan layang dibuat di atas jalan lain.



Prof. Ir. H. Djuanda Suraatmadja (Penemu Beton Polimer)




Beton polimer memiliki sifat kedap air, tidak terpengaruh sinar ultra violet, tahan terhadap larutan agresif seperti bahan kimia serta kelebihan lainnya. Yang lebih istimewa lagi, beton polimer bisa mengeras di dalam air sehingga bisa digunakan untuk memperbaiki bangunan-bangunan di dalam air.




Sutjipto & Ryantori (Penemu Konstruksi Fondasi Sarang Laba-laba)



Diberi nama konstruksi sarang laba-laba atau KSLL karena bentuknya yang mirip sarang laba-laba. Sistem fondasi sarang laba-laba hasil karya bangsa Indonesia asli itu, tak hanya menjawab kebutuhan dunia teknologi konstruksi akan sistem fondasi yang bernilai ekonomis dari segi biaya, tapi juga multi fungsi. Dalam perhitungan, biaya bisa dihemat hingga 50 persen.
Dari segi waktu, sistem KSLL ini sangat efisien, karena menerapkan prinsip ban berjalan, sehingga pengerjaannya pun lebih cepat dibanding sistem konstruksi lain.





Warsimin Adiwarsito (Penemu Marmer Buatan)



Marmer buatan ini memiliki beberapa kelebihan dibanding marmer alam. Antara lain kekerasannya tercatat  3 – 5 skala Mohs, sementara marmer alam hanya 3 – 4 skala Mohs, berat jenisnya 2,588 sedangkan marmer asli hanya 2,435. Kelebihan lainnya, warna dan pola marmer buatannya bisa diatur sesuka hati. Sedangkan marmer asli tidak. Bagian dalam marmer buatannya ini juga bisa dimasukkan nama, logo, gambar wayang dan bahkan foto sesuai keinginan pemesan.




Temuan yang telah diaplikasikan ini, diharapkan dapat mendorong tumbuh dan berkembangnya minat para intelektual untuk menciptakan penemuan-penemuan baru. Hanya saja, perlu dibarengi dengan pemberian penghargaan yang setinggi-tingginya atas penemuan tersebut.