Senin, 05 Januari 2015

Sampah, Bahan Material Alternatif Untuk Dinding


Rooang.com | Apa yang Anda lakukan pada botol bekas dan sampah plastik di rumah? Sebagian besar pasti akan membuang sampah-sampah tersebut. Tetapi tidak demikian halnya dengan orang-orang kreatif yang memanfaatkan sampah untuk didaur ulang menjadi material bangunan. Berikut ini adalah bahan material dinding yang berasal dari material limbah.

Batu bata daur ulang?
Peter Lewis, seorang warga Selandia Baru, berhasil menciptakan sebuah mesin, yang diberi nama mesin byfusion. Mesin ini mampu mengolah berbagai sampah plastik menjadi bongkahan bata. Dalam waktu 30—45 detik 10 kg sampah plastik bisa diubah menjadi satu buah bata yang sangat keras seperti batu.
Banyak pakar menilai bahwa batu bata daur ulang ini bisa dimanfaatkan untuk membangun tempat perlindungan terhadap tsunami dan tornado. Hal ini masuk akal, karena bata tersebut memiliki kekuatan yang luar biasa dalam meredam getaran. Mesin byfusion yang ditemukan sejak tahun 2000 tersebut kini menjadi andalan masyarakat, tidak hanya di Selandia Baru, tetapi juga sampai ke Amerika Serikat. Sang penciptanya berharap mesin buatannya mampu mengatasi masalah banyaknya sampah plastik di dunia.


Botol bekas?
Botol yang sudah Anda pakai, kaca maupun plastik, ternyata bisa digunakan sebagai material bahan bangunan. Botol bekas ini ternyata sudah dipakai oleh beberapa orang di dunia. Bahkan rumah arsitek sekaligus walikota Bandung, Ridwan Kamil, juga sebagian disusun dari botol bekas.
Untuk mendapatkan nilai estetis, biasanya dipilih botol dengan warna yang sama atau mengecatnya setelah dinding selesai dibuat. Beberapa bangunan yang menggunakan material dari botol bekas antara lain rumah-rumah Proyek Somos di  Guatemala dan Kuil Wat Lan Kuad di Thailand.



Kaleng minuman
Sama seperti botol, kaleng bekas pun bisa dijadikan pengganti batu bata. Cara penggunannya pun relatif sama. Kaleng disusun secara horizontal dan direkatkan dengan mortar. Penggunaan kaleng minuman sebagai material dinding ternyata bukan hal yang baru, dan telah dijajaki satu dekade terakhir. Michael Reynolds, seorang arsitek di New Mexico, telah lama membuat rumah yang disusun dari kaleng-kaleng bir. Rumah rancangannya disebut Eartships. Kisahnya dapat dilihat dalam sebuah dokumenter berjudul Garbage Warriors.


Limbah pabrik kertas
Dengan mencampur limbah kertas dan semen dengan perbandingan 9:1, dua orang ilmuwan asal India menciptakan batu bata yang berasal dari kertas. Hasil campuran antara limbah kertas dengan semen kemudian dicetak dan dijemur sampai mengeras. Ide brilian ini mendapat sambutan hangat dari masyarakat India, terutama para kontraktor. Mereka menilai bata limbah kertas merupakan produk yang ekonomis dan menjadi solusi di tengah meningkatnya harga bahan bangunan. Belakangan, bahan dasar bata tersebut tidak hanya limbah kertas, tetapi juga ditambahkan abu sekam padi, abu kayu bakar, dan lumpur dari instalasi pengolahan air. Selain dua kali lebih murah dari bata biasa, bata hasil daur ulang ini juga lebih tahan air. Pemerintah India berencana memusatkan penggunaan bata ini di daerah yang rawan bencana.


Kotoran binatang?
Penggunaan kotoran binatang sebagai material rumah merupakan kearifan lokal di berbagai daerah Asia dan Afrika, termasuk Indonesia. Prasetya Mulya, seorang pemuda Indonesia berinisiatif menggunaan kotoran sapi sebagai bahan pembuat bata. Bahan ini dinilai lebih ramah lingkungan karena tidak menimbulkan kerusakan tanah seperti yang disebabkan oleh bata dari tanah liat. Inisiatif serupa datang dari Selandia Baru, Julian Retikaukau, mendapatkan ide tersebut setelah merasa terganggu dengan banyaknya polusi udara akibat kotoran sapi di wilayah tempat tinggalnya.

Bata daur ulang ?
Selain berasal dari sampah dan kotoran, material paling utama yang bisa kita jadikan batu bata adalah bata itu sendiri. Sering kita jumpai rumah yang direnovasi menyisakan bata bekas yang tidak lagi terpakai. Ada beberapa perusahaan yang telah berinisiatif untuk menggunakan bata bekas tersebut dan mendaur ulangnya. Di antaranya adalah Ecobricks dan The Brick Pit asal Sydney, Australia. Perusahaan tersebut mengolah kembali bata bekas menjadi bata yang siap dipakai. Ada berbagai jenis bata yang ditampung dan disediakan oleh perusahaan tersebut, mulai dari bata dari tanah liat, dari pasir, dan bahan-bahan lainnya. Warna yang disediakan pun bervariasi, mulai dari merah maroon, aprikot, merah muda, merah kehijauan, krem, sampai merah kehitaman.


Ada banyak cara untuk memiliki rumah yang ramah lingkungan. Bahan-bahan material rumah di atas terbukti lebih ekonomis dan tidak merusak alam. Anda juga bisa berkreasi dengan memanfaatkan barang-barang bekas di sekitar.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar