Saat ini jenis semen yang banyak digunakan masyarakat
sebagai pengikat konstruksi perumahan adalah semen Portland. Padahal jenis
semen ini berharga relatif mahal dan memiliki spesifikasi yang terlalu tinggi untuk
konstruksi rumah sederhana. Salah satu alternatif pengganti semen Portland
adalah semen pozolan kapur. Semen ini relatif mudah diproduksi karena prosesnya
tidak membutuhkan energi dan biaya sebesar pembuatan semen Portland. Pozolan
sendiri merupakan bahan yang tidak memiliki sifat semen namun dalam ukuran
halus dan dengan penambahan air serta kapur padam mampu membentuk senyawa
hidraulis. Salah satu bahan pozolan yang tersedia di alam adalah abu vulkanik.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh abu vulkanik sebagai bahan
baku pembuatan semen pozolan kapur. Abu vulkanik dicampur dengan kapur padam
dan batulempung dengan proporsi kapur padam 77%, batulempung 10 – 23%, dan abu
vulkanik 0 – 13%. Campuran ketiga bahan baku kemudian dibakar pada suhu 1000o
C. Semua bahan baku pembuatan semen yang digunakan dalam penelitian ini diambil
dari Kabupaten Gunung Kidul. Berdasarkan analisa Atomic Absorbtion Spectrometry
diketahui bahwa abu vulkanik mengandung 64,39 % SiO2 dan 13,03% Al2O3.
Sedangkan batugamping sebagai bahan baku kapur padam mengandung 47,54% CaO; dan
batulempung mengandung 49,05% SiO2 serta 14,58% Al2O3. Untuk mengetahui
pengaruh abu vulkanik dalam semen dibuatlah beton sederhana dengan cara
mencampur satu bagian semen dengan tiga bagian pasir. Setelah beton berusia
satu minggu dilakukan uji kuat tekan dan diketahui bahwa semen yang mengandung
10% abu vulkanik dan 10% kaolinit memiliki kuat tekan yang paling baik, yaitu
120 kg/cm2. Dari hasil analisa Difraksi Sinar-X diketahui bahwa semen dengan
komposisi tersebut telah membentuk senyawa kalsium silikat sedangkan campuran
yang lainnya belum. Hal ini disebabkan karena SiO2 dalam abu vulkanik berbentuk
gelasan sehingga lebih mudah bereaksi dengan CaO membentuk kalsium silikat
daripada dengan bentuk kristalin mineral lempung kelompok kaolin pada
batulempung.
Sumber : http://www.iagi.or.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar