Rabu, 30 April 2014
Di Inggris, Rumah Dapat "Dikirim"
NGGRIS - Membangun rumah biasanya membutuhkan waktu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Namun, hal ini tidak terjadi di Blackburn, Inggris. Sebuah perusahaan perumahan di Inggris, dapat mengirim rumah dan langsung diantar ke depan pintu rumah Anda.
Dikutip dari Dailymail, Sabtu (19/4/2014), Easybase, adalah perusahan yang membuka jasa perakitan dan pengiriman rumah. Rumah seberat 25 ton ini dikirim dalam bentuk setengah jadi, kemudian dirakit jika sudah sampai di tempat si penerima. Tak perlu berlama-lama, untuk merakit rumah ini hanya membutuhkan waktu sekitar tiga minggu saja. Meski rakitan, rumah ini menyediakan beberapa ruangan. Seperti kamar tidur, kamar mandi dan lengkap dengan dapur.
"Kami hanya membutuhkan waktu tiga minggu untuk merakit rumah ini. Dan kami percaya rumah ini bisa menjadi solusi alternatif sementara untuk krisis perumahan yang tengah melanda Inggris," ucap CEO Easybase, Ian Chew.
Rumah rakitan instan ini memiliki banyak kelebihan. Diantaranya tidak menimbulkan polusi dan kebisingan, dan perakitannya yang cepat. Anda tidak perlu khawatir dengan masalah cuaca pada saat perakitan. Material rumah yaitu dari batu bata khusus, yang sengaja didesain kebal disegala cuaca. Tidak hanya itu, rumah ini juga diklaim sangat hemat energi dan dapat bertahan hingga 10 tahun.
"Ini tidak seperti pengerjaan rumah pada umumnya.Tidak ada suara, tidak ada debu , tidak ada polusi beterbangan di sekitar,"ucap salah seorang tetangga, Gayle Udokah.
Masuk kedalam rumah, Anda tidak akan menyangka kalau rumah ini rumah rakitan. Furnitur dan interior yang ada di dalam rumah ini persis sama dengan rumah pada umumnya. Kamar mandi lengkap dengan bathubnya, dapur yang lengkap dengan kitchen setnya, dan kamar tidur dengan perabotannya.
Ide awal pembuatan rumah rakitan ini adalah ingin menyelesaikan krisis perumahan yang melanda Inggris. Bahkan, rumah ini juga pernah dipesan oleh Kementerian Pertahanan Inggris untuk membangun rumah bagi tentara Inggris di Afghanistan. Hingga saat ini, Easybase telah membangun lebih dari 150ribu unit rumah rakitan untuk para tunawisma di seluruh Inggris.
Sumber : http://property.okezone.com
Senin, 28 April 2014
ITS Merancang Rumah Pracetak Tahan Gempa
SURABAYA--Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya telah merancang rumah pracetak tahan gempa berkekuatan 6 SR hingga 7,5 SR dengan perkiraan biaya Rp50 juta hingga Rp60 juta.
"Itu harga rumah di wilayah gempa yang bertipe 36 dengan satu lantai, sedangkan harga untuk dua lantai Rp90 juta," kata Kepala Laboratorium "Concrete and Building Material" Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) ITS, Ir Tavio MS PhD, di Surabaya, Kamis.
ia mengatakan rumah itu bisa dibuat dalam waktu 3-4 hari oleh 4-5 orang, karena ITS merancang dengan memperhatikan kuat, cepat dibangun, dan berbiaya murah.
"Untuk gempa berkekuatan 8 SR, rumah itu bisa runtuh, tapi nyawa penghuninya selamat karena tidak tertimpa atap rumah. Kalau mau tahan gempa 8 SR, maka harganya agak mahal," katanya.
Menurut dia, rumah pracetak tahan gempa itu akan diproduksi massal, sehingga harga dan waktu pembangunan bisa lebih murah dan cepat.
Pembangunan rumah beton pracetak itu diawali dengan memasang pondasi telapak, sedangkan pondasi dipasang di atas tanah yang kering, karena tanah lunak hanya akan meningkatkan risiko goncangan gempa.
"Pemasangan kolom pracetak di atas pondasi, sedangkan sambungan antarkolom akan membedakan rumah tahan gempa dan rumah biasa," katanya. Untuk memperkuat rumah, sambungan menggunakan baja yang dicampur dengan "fly ash" (abu terbang) yang biasanya diperoleh dari limbah batubara.
Selain itu, beton yang dipakai juga beragregat ringan dengan berat beton kurang dari 1.800 kg per meter kubik. "Tahap berikutnya adalah pembangunan atap. Untuk wilayah rawan gempa, atap rumah harus terbuat dari bahan yang ringan. ITS sudah merancang atap rumah berbahan zincalume yang merupakan campuran antara besi dan aluminium," katanya.
Dalam simulasi, katanya, sudah diuji dengan atap berbahan zincalume, ternyata sekuat besi tapi ringan karena terbuat dari aluminium.
"Yang lebih penting lagi, rumah itu tidak panas," katanya.
Sumber : http://www.republika.co.id
Sabtu, 26 April 2014
Rumah Dome, Hunian Tahan Gempa di Yogyakarta
Rumah merupakan salah satu kebutuhan hidup. Menurut budaya jawa yang
menjadi kelengkapan hidup adalah sandang (pakaian), pangan (makanan)
dan papan (rumah tinggal). Rata rata bentuk rumah di Jawa berbentuk
limasan atau joglo.
Namun saat ini anda bisa menjumpai rumah khas orang Eskimo yakni rumah Iglo atau rumah Honai suku asli dari papua, rumah tersebut dinamai rumah dome. Rumah ini wujudnya seperti kubah,sekilas seperti rumah salah satu film serial boneka Teletubies yang sangat jauh berbeda dengan gaya rumah dijawa pada umumnya. Rumah dome ini dapat dijumpai disalah satu desa di kabupaten Sleman. Tepatnya berada di dusun Nglepen, Prambanan, Kabupaten Sleman. Salah satu tempat relokasi setelah gempa yang melanda Yogyakarta 27 Mei 2006.
Rumah dome tersebut merupakan satu satunya di Indonesia bahkan Asia sedangkan di dunia hanya ada 5 negara yakni India, Nicaragua, Haiti, Paraguay dan Indonesia.
Gempa yang meluluhlantakkan dusun sengir, salah satu dusun di perbukitan tanahnya ambles sehingga rumah-rumah didaerah tersebut hancur. Waktu itu gempa melanda Yogyakarta membuka simpati dari berbagai Negara yang tergabung dalam berbagai LSM. Salah satu LSM tergerak untuk membantu kondisi didaerah tersebut yakni LSM WANGO (Word Association of Non-Governmental Organization) dan DFTW (Domes for the Word Foundation) dengan memberikan sebuah cara rekonstruksi rumah tahan gempa yakni membangun rumah dome. Pada tanggal 10 Oktober 2006 pembanguan rumah dome dimulai dengan memilih lokasi daerah Nglepen yang mempunyai kontur tanah yang datar. Donatur tunggal pembangunan komplek rumah dome ini adalah Muhammad Ali Alabar pemilik Emmar Property Dubai dan di tempati warga pada akhir april 2007.Warga menamai komplek perumahan ini dengan nama New Nglepen Village.
Rumah dome di nilai tahan gempa dan bahkan tahan terpaan angin hingga 450 km/jam ini dikarena pada bangunan rumah dome tidak terdapat sambungan yang merupakan titik lemah saat bangunan diguncang gempa. Cara pembangunan rumah dome sangat unik yakni dengan membuat cetakan berbentuk balon (airform)kemudian diatas cetakan balon tersebut dicor beton semen. Dikomplek perumahan tersebut dibangun sebanyak 80 unit rumah dome terdiri dari 71 rumah hunian, 6 MCK komunal, 3 fasilitas umum berupa masjid, aula dan poliklinik. Dimensi rumah dome sendiri bergaris tengah 7 meter terdiri dari dua lantai dengan luas sekitar 38 meter persegi. Ruangan bawah terbagi atas 4 ruang, dan bisa terbagi atas ruang tamu, ruang makan, dapur dan tempat tidur, sedangkan lantai 2 difungsikan sebagai ruang keluarga atau tempat tidur. Sedangkan untuk masjid dan aula dibentuk dengan diameter 9 meter dan hanya satu lantai. Sedangkan rumah dome yang digunakan sebagai MCK komunal lebih luas satu MCK disekat menjadi 8 bagian dan digunakan 12 Keluarga dalam satu blok.
Sumber : http://yogyakarta.panduanwisata.com
Namun saat ini anda bisa menjumpai rumah khas orang Eskimo yakni rumah Iglo atau rumah Honai suku asli dari papua, rumah tersebut dinamai rumah dome. Rumah ini wujudnya seperti kubah,sekilas seperti rumah salah satu film serial boneka Teletubies yang sangat jauh berbeda dengan gaya rumah dijawa pada umumnya. Rumah dome ini dapat dijumpai disalah satu desa di kabupaten Sleman. Tepatnya berada di dusun Nglepen, Prambanan, Kabupaten Sleman. Salah satu tempat relokasi setelah gempa yang melanda Yogyakarta 27 Mei 2006.
Rumah dome tersebut merupakan satu satunya di Indonesia bahkan Asia sedangkan di dunia hanya ada 5 negara yakni India, Nicaragua, Haiti, Paraguay dan Indonesia.
Gempa yang meluluhlantakkan dusun sengir, salah satu dusun di perbukitan tanahnya ambles sehingga rumah-rumah didaerah tersebut hancur. Waktu itu gempa melanda Yogyakarta membuka simpati dari berbagai Negara yang tergabung dalam berbagai LSM. Salah satu LSM tergerak untuk membantu kondisi didaerah tersebut yakni LSM WANGO (Word Association of Non-Governmental Organization) dan DFTW (Domes for the Word Foundation) dengan memberikan sebuah cara rekonstruksi rumah tahan gempa yakni membangun rumah dome. Pada tanggal 10 Oktober 2006 pembanguan rumah dome dimulai dengan memilih lokasi daerah Nglepen yang mempunyai kontur tanah yang datar. Donatur tunggal pembangunan komplek rumah dome ini adalah Muhammad Ali Alabar pemilik Emmar Property Dubai dan di tempati warga pada akhir april 2007.Warga menamai komplek perumahan ini dengan nama New Nglepen Village.
Rumah dome di nilai tahan gempa dan bahkan tahan terpaan angin hingga 450 km/jam ini dikarena pada bangunan rumah dome tidak terdapat sambungan yang merupakan titik lemah saat bangunan diguncang gempa. Cara pembangunan rumah dome sangat unik yakni dengan membuat cetakan berbentuk balon (airform)kemudian diatas cetakan balon tersebut dicor beton semen. Dikomplek perumahan tersebut dibangun sebanyak 80 unit rumah dome terdiri dari 71 rumah hunian, 6 MCK komunal, 3 fasilitas umum berupa masjid, aula dan poliklinik. Dimensi rumah dome sendiri bergaris tengah 7 meter terdiri dari dua lantai dengan luas sekitar 38 meter persegi. Ruangan bawah terbagi atas 4 ruang, dan bisa terbagi atas ruang tamu, ruang makan, dapur dan tempat tidur, sedangkan lantai 2 difungsikan sebagai ruang keluarga atau tempat tidur. Sedangkan untuk masjid dan aula dibentuk dengan diameter 9 meter dan hanya satu lantai. Sedangkan rumah dome yang digunakan sebagai MCK komunal lebih luas satu MCK disekat menjadi 8 bagian dan digunakan 12 Keluarga dalam satu blok.
Sumber : http://yogyakarta.panduanwisata.com
Selasa, 22 April 2014
Fakta Menarik Tol Atas Laut Pertama Indonesia, Bali Mandara
Jalan tol atas laut Bali telah diresmikan Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono (SBY) dengan nama Bali Mandara pada 23 September 2013 lalu.
Jalan tol ini dianggap terindah karena merupakan jalan tol pertama di
Indonesia yang dibangun di atas laut.
100% Made in Indonesia
Kenapa 100% made in Indonesia? Konstruksi jalan tol ini dibuat oleh konsorsium BUMN dan BUMD Bali. Tak hanya itu, jalan tol sepanjang 12,7 km ini juga dibiayai oleh sindikasi bank BUMN dan Jasa Marga, tidak melibatkan APBN sama sekali. Juga, material dan teknologi seluruhnya merupakan karya anak bangsa.
Dibuat dalam waktu singkat
Jalan tol ini mulai dikonstruksi sekitar bulan Maret 2012 dan selesai sekitar bulan Mei 2013. Terhitung cepat untuk pengerjaan tol di atas laut tersebut. Tak banyak lahan yang harus dibebaskan karena sebagian besar tol ini menggantung di atas laut. Hanya saja, ada beberapa lahan mangrove yang tergerus pada masa konstruksi, meski demikian sebanyak 16.000 pohon mangrove kembali ditanam setelah konstruksi selesai.
Awalnya bukan bernama Bali Mandara
Awalnya, jalan tol ini dikenal dengan tol atas laut Bali. Orang pun ada yang menyebutnya jalan tol Nusa Dua-Nugrah Rai-Benoa karena menghubungkan ketiga daerah tersebut. Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengusukan 2 nama untuk tol tersebut ke Presiden SBY. Duna nama itu adalah Soekarno Hatta dan Mandara.
Pada saat meresmikan, Senin (23/9/2013), SBY memutuskan untuk memberi nama tol senilai Rp 2,4 triliun sebagai tol Bali Mandara.
"Jalan tol Bali Nusa Dua Ngurah Rai benoa yang setelah itu saya sebut dengan Bali Mandara yang bermakna Bali yang agung dan juga bali yang maju aman damai dan sejahtera dengan resmi saya nyatakan dimulai penggunaannya," kata SBY
Punya jalur motor
Ini merupakan jalan di atas laut pertama yang memiliki jalur khusus motor. Motor disediakan jalur khusus sebelah kiri bahu jalan dan dikenakan tarif Rp 4.000 sekali masuk. Kecepatan motor yang melaju di tol ini ditetapkan tak boleh kurang dari 25 km/jam, dan tak boleh lebih dari 40 km/jam.
Alat pengukur Angin dan CCTV TV 24 Jam
Karena dibangun di atas perairan, tol ini riskan terhadap besarnya kecepatan angin. Oleh karena itu, dipasanglah alat pengukur kecepatan angin di setiap gerbang tol (Nusa Dua, Ngurah Rai, dan Benoa). Jika kecepatan angin mencapai 40 km atau lebih, jalan tol ditutup sementara untuk menghindari resiko kecelakaan. Tak hanya itu, CCTV 24 jam siap memantau pergerakan kendaraan jika sewaktu-waktu ada kendaraan yang mogok. Jasa Marga pun menyediakan derek gratis.
Sumber : http://www.andaikata.com/
100% Made in Indonesia
Kenapa 100% made in Indonesia? Konstruksi jalan tol ini dibuat oleh konsorsium BUMN dan BUMD Bali. Tak hanya itu, jalan tol sepanjang 12,7 km ini juga dibiayai oleh sindikasi bank BUMN dan Jasa Marga, tidak melibatkan APBN sama sekali. Juga, material dan teknologi seluruhnya merupakan karya anak bangsa.
Dibuat dalam waktu singkat
Jalan tol ini mulai dikonstruksi sekitar bulan Maret 2012 dan selesai sekitar bulan Mei 2013. Terhitung cepat untuk pengerjaan tol di atas laut tersebut. Tak banyak lahan yang harus dibebaskan karena sebagian besar tol ini menggantung di atas laut. Hanya saja, ada beberapa lahan mangrove yang tergerus pada masa konstruksi, meski demikian sebanyak 16.000 pohon mangrove kembali ditanam setelah konstruksi selesai.
Awalnya bukan bernama Bali Mandara
Awalnya, jalan tol ini dikenal dengan tol atas laut Bali. Orang pun ada yang menyebutnya jalan tol Nusa Dua-Nugrah Rai-Benoa karena menghubungkan ketiga daerah tersebut. Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengusukan 2 nama untuk tol tersebut ke Presiden SBY. Duna nama itu adalah Soekarno Hatta dan Mandara.
Pada saat meresmikan, Senin (23/9/2013), SBY memutuskan untuk memberi nama tol senilai Rp 2,4 triliun sebagai tol Bali Mandara.
"Jalan tol Bali Nusa Dua Ngurah Rai benoa yang setelah itu saya sebut dengan Bali Mandara yang bermakna Bali yang agung dan juga bali yang maju aman damai dan sejahtera dengan resmi saya nyatakan dimulai penggunaannya," kata SBY
Punya jalur motor
Ini merupakan jalan di atas laut pertama yang memiliki jalur khusus motor. Motor disediakan jalur khusus sebelah kiri bahu jalan dan dikenakan tarif Rp 4.000 sekali masuk. Kecepatan motor yang melaju di tol ini ditetapkan tak boleh kurang dari 25 km/jam, dan tak boleh lebih dari 40 km/jam.
Alat pengukur Angin dan CCTV TV 24 Jam
Karena dibangun di atas perairan, tol ini riskan terhadap besarnya kecepatan angin. Oleh karena itu, dipasanglah alat pengukur kecepatan angin di setiap gerbang tol (Nusa Dua, Ngurah Rai, dan Benoa). Jika kecepatan angin mencapai 40 km atau lebih, jalan tol ditutup sementara untuk menghindari resiko kecelakaan. Tak hanya itu, CCTV 24 jam siap memantau pergerakan kendaraan jika sewaktu-waktu ada kendaraan yang mogok. Jasa Marga pun menyediakan derek gratis.
Sumber : http://www.andaikata.com/
Sabtu, 19 April 2014
Beton Geopolimer Yang Ramah Lingkungan
Geopolimer merupakan material ramah lingkungan yang biasa
dikembangkan sebagai alternatif pengganti beton semen di masa mendatang.
Sebagai terobosan baru, kini berhasil ditemukan jenis
material beton baru “Geopolimer” yang konon lebih ramah lingkungan. Karena,
material ini tersusun dari sintesa bahan-bahan alam non organik melalui proses
polimerisasi, proses pembuatan beton geopolymer tidak terlalu memerlukan
energi. Dengan pemanasan lebih kurang 60° C selama satu hari penuh sudah dapat
dihasilkan beton yang berkekuatan tinggi. Karenanya, pembuatan beton geopolymer
mampu menurunkan emisi gas rumah kaca yang diakibatkan oleh proses produksi
semen hingga tinggal 20 persen saja.
Sumber : Berbagai Sumber
Beton geopolimer sendiri yaitu sebuah senyawa silikat
alumino anorganik yang disintesiskan dari bahan – bahan produk sampingan
seperti abu terbang (fly ash) abu sekam padi (risk husk ash) dan lain – lain,
yang banyak mengandung silicon dan aluminium (Davidovits, 1997) Geopolimer
merupakan produk beton geosintetik dimana reaksi pengikatan yang terjadi adalah
reaksi polimerisasi. Peranan unsur silikat dan alumunium sangat penting dalam
proses polimerisasi. Hal ini ditunjukkan dalam bentuk rasio perbandingan Si/Al,
semakin besar ratio Si/Al karakter polimer semakin terbentuk kuat.
Beton geopolymer memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
a. Pada beton segar (fresh concrete)
- Memiliki waktu setting 10 jam pada suhu -20°C, dan mencapai 7 – 60 menit pada suhu 20°C,
- Penyusutan selama setting kurang dari 0.05%,
- Kehilangan masa dari beton basah menjadi beton kering kurang dari 0.1%.
b. Pada beton keras (hardened concrete)
- Memiliki kuat tekan lebih besar dari 90 Mpa pada umur 28 hari,
- Memiliki kuat tarik sebesar 10-15 Mpa pada umur 28 hari,
- Memiliki water absorption kurang dari 3%
a. Kelebihan-kelebihan beton geopolymer :
- Tahan terhadap api,
- Tahan terhadap lingkungan korosif,
- Tahan terhadap reaksi alkali silica.
- Tidak menggunakan semen sebagai bahan perekatnya, maka dapat mengurangi polusi udara.
- Mempunyai rangkak susut yang kecil.
b. Kekurangan-kekurangan beton geopolymer :
- Pembuatan beton geopolymer lebih rumit dibandingkan beton semen, karena membutuhkan alkaline activator,
- belum ada rancang campuran yang pasti.
Sumber : Berbagai Sumber
Selasa, 15 April 2014
Beton Daur Ulang untuk Preservasi Jalan
Untuk mengimbangi volume dan beban kendaraan yang cenderung terus bertambah diperlukan suatu inovasi dalam bidang pemeliharaan jalan guna mempertahankan atau menambah umur rencana jalan dalam melayanani beban lalu lintas. Terkait keterbatasan dana, maka perlu dicari alternatif metode rehabilitasi jalan yang lebih efektif dan efisien. Kebutuhan peningkatan jalan dengan cara penambahan lapis tambahan membutuhkan ketersediaan volume material, seperti batu kali, kerikil, pasir, yang sangat besar tetapi ketersediaan material tersebut di alam tentu sangat terbatas. Untuk itu, diperlukan inovasi untuk mencari metode pembangunan alternatif yang mampu menghasilkan kualitas konstruksi yang memenuhi standar namun dapat menggunakan material yang seminim mungkin.
Limbah ternyata tidak selamanya terbuang percuma. Kini, untuk membuat beton tak harus mengandalkan bahan-bahan beton konvensional yakni pasir, kerikil, dan semen. Berkat keuletan sejumlah peneliti, berbagai limbah bisa dimanfaatkan untuk itu. Memang tidak bisa menggunakan sembarang limbah. Sebab, bahan konstruksi yang digunakan harus tetap memenuhi syarat tidak mengandung bahan berbahaya yang bisa mengganggu kesehatan, dan unsur-unsur yang dikandungnya tidak menimbulkan reaksi yang bertentangan dengan semen sebagai bahan perekatnya.
Salah satu alternatifnya adalah menggunakan beton dengan agregat daur ulang, tepatnya beton yang dibuat dengan metode daur ulang. Penanganan dengan teknologi daur ulang perkerasan merupakan suatu solusi alternatif dengan beberapa keuntungan seperti dapat mengembalikan kekuatan perkerasan dan mempertahankan geometrik jalan serta mengatasi ketergantungan akan material baru. Daur ulang yang diproses dan ditunjang dengan peralatan yang memadai akan menghasilkan bahan campuran yang nilai strukturnya dapat mengimbangi campuran yang baru. Inovasi ini telah dikembangkan oleh Pusat Litbang Jalan dan Jembatan Badan Litbang PU untuk menjawab kebutuhan mengatasi kerusakan jalan yang terjadi dan meningkatkan mutu jalan.
Saat ini telah banyak ruas jalan yang dibangun dengan perkerasan kaku (rigid pavement) berupa perkerasan beton. Jenis perkerasan ini lebih mampu menahan rendaman air dan beban lalu lintas yang berat dibandingkan jalan dengan perkerasan lentur (flexible pavement) yang menggunakan material aspal. Umumnya kerusakan yang terjadi pada bagian jalan dengan perkerasan kaku (rigid pavement) adalah terangkatnya badan jalan (pumping), dan retak perkerasan (cracking). Penggunaan daur ulang limbah beton akan memberikan manfaat yang sangat besar bagi preservasi jalan dengan perkerasan kaku (rigid pavement) karena dapat memaksimalkan penggunaan material bekas yang telah terpasang dan meminimalkan kebutuhan batu pecah (fresh agregate) sebagai kebutuhan pekerjaan jalan secara keseluruhan. Hal ini tentunya akan bermuara kepada pengurangan eksploitasi sumber daya alam batuan, baik di gunung maupun di sungai.
Namun tidak setiap kerusakan jalan dapat langsung diatasi dengan recycling. Apabila kerusakan terjadi pada lapisan dasar (sub grade), maka usaha pertama yang perlu dilakukan adalah tindakan perkuatan/stabilisasi sub grade yang mutlak harus dilakukan sebelum dilakukan recycling pada lapis struktur sub base/base–nya. Untuk itu diperlukan investigasi awal yang tepat sebelum pelaksanaan daur ulang yang umumnya dilakukan antara lain: tebal dan lebar perkerasan lama, jenis bahan setiap lapis perkerasan, daya dukung tanah dasar, dan lapis perkerasan, muka air tanah, public utilities, serta volume dan beban lalu lintas.
Beton daur ulang merupakan campuran yang diperoleh dari proses ulang material sejenis sebelumnya. Sebagaimana konstruksi beton pada umumnya, konstruksi beton daur ulang ini juga membutuhkan bahan material beton yang terdiri dari semen, agregat (agregat kasar berupa batu kerikil dan agregat halus seperti pasir), air, serta bahan kimia aditif. Proses daur ulang limbah beton adalah sebagai berikut: beton bekas dimasukkan dalam crusher sehingga menjadi agregat dengan ukuran yang diinginkan lalu agregat hasil dari limbah beton di campur dalam mesin cold recycler dengan menambahkan semen dan unsur-unsur lain sehingga terbentuklah material Cement Treated Base (CTB). Pada jalan yang akan direhabilitasi di bagian atas, perkerasan atau sub course dikeruk untuk diganti dengan perkerasan baru menggunakan beton hasil daur ulang. Material CTB hasil dari mesin cold recycler kemudian dihamparkan dengan mesin penghampar pada bagian atas perkerasan yang akan direhabilitasi. Perkerasan hasil rehabilitasi kemudian dipadatkan dengan mesin pemadat.
Dengan metode beton daur ulang ini diharapkan dapat digunakan sebagai alternatif beton berkualitas untuk preservasi dan rehabilitasi di jalan, terutama yang menggunakan struktur perkerasan kaku (rigid pavement). Dengan daur ulang ini pula diharapkan anggaran yang dibutuhkan dapat dihemat terutama pada komponen kebutuhan penggunaan material batu pecah yang telah digantikan dengan agregat beton daur ulang. Terakhir, hal yang sangat penting adalah dengan berkurangnya kebutuhan material alam maka secara langsung kita juga mengurangi eksploitasi sumber daya alam di gunung dan di sungai sehingga pembangunan dapat terus berlanjut namun kelestarian alam dapat terus terjaga.
Sumber : http://pustaka.pu.go.id
Minggu, 13 April 2014
GRC Board Altenatif Pengganti Triplek & Gypsum
Banyak orang yang masih bimbang, bahan apa yang bagus digunakan dan tahan terhadap air, api, jamur dan rayap serta gangguan lainnya untuk plafon dan partisi? Karena triplek yang biasa banyak digunakan oleh orang untuk kebutuhan tersebut, jelas tidak tahan lama terhadap uraian diatas. Untuk mengatasi kekurangan itu, belakangan muncul papan fiber semen sebagai alternatif, yang bisa dipakai untuk interior bahkan eksterior.
GRC (Glassfibre Reinforced Cement) atau papan semen fiber glass merupakan inovasi teknologi dari Jepang. Aplikasinya juga sangat sesuai pada area basah, seperti kamar madi, dapur, dan teras.
Keunggulan dari board adalah papan semen fiber glass yang ringan, tahan kelembaban dan air, tidak mudah lapuk, tahan api, tahan jamur dan rayap serta karakteristik yang kuat sehingga tahan terhadap benturan juga mudah untuk perawatannya.
Permukaan board halus dan datar, memudahkan proses finishing, dapat langsung dicat tanpa harus diplamir, selain plafon baik juga untuk sistem partisi karena kedap suara. Selain itu mudah dipotong dengan cutter dan gergaji, untuk yang lebih tebal sebaiknya munggunakan gerinda dan untuk merapikan gunakan kikir atau amplas. Sedangkan triplek yang juga berserat tidak tahan air dan kelembaban, api, mudah dimakan rayap dan jamur serta tidak kedap suara.
Board terbuat dari material yang terbuat dari campuran semen dan pasir (agregat halus) yang diperkuat dengan glassfibre alkali resistant.
Pada pemasangan GRC Board dapat diaplikasikan dengan rangka kayu yang sudah dioven atau metal galvanis. Selain itu, dapat diaplikasikan pula dengan sistem flush joint atau tanpa sambungan dan sistem nut atau express joint.
Sumber : Berbagai Sumber
Kamis, 10 April 2014
Pemanfaatan Limbah Batang Pohon Sawit Sebagai Bahan Baku Alternatif Kayu Pertukangan & Konstruksi
Jakarta, (ANTARA) - Limbah batang pohon sawit merupakan
salah satu sumber bahan baku alternatif yang memiliki potensi besar untuk
dimanfaatkon industri kayu yang saat ini mengalami defisit pasokan bahan baku.
Badan litbang Kehutanan telah mampu menghasilkan paket teknologi aplikasi
modifikasi mesin JRP2, yang mampu mengolah kayu sawit untuk keperluan bahan
baku kayu pertukangan dan konstruksi dengan kualitas setara dengan kayu
komersial lainnya seperti rneranti, keruing dan kamper. Kayu sawit yang dimodifjikasi
dengan mesin JRP2 mempunyai sifat penggunaan lebih baik darl pada produk. Kayu
rakitan, seperti papan partikel (particle board), dan papan bIok (block board),
walaupun kualitas dari kedua produk rakitan ini masih dipengaruhi oleh kualitas
perekat yang digunakan.
Penggunaan kayu sawit secara langsung masih menghadapi berbagai kendala yaitu karena sifat dasar /kualitas kayu sawit yang masih rendah dibandingkan dengan kayu biasa atau kayu kelapa, Hal ini menyebabkan masyarakat tidak menggunakannya sebagai kayu pertukangan dan kayu konstruksi. Padahal tiap tiap tahun limbah kayu sawit ini mencapaj 23 juta m3 tersebar di beberapa tempat dan dibiarkan musnah percuma (Balfas, 1999).
Secara nasional, pengembangan sawit di Indonesia sampai tahun 2004 telah mencapai areal seluas 5,6 juta ha. Keperluan peremajaan sawit mulai tahun 2006-2010 diperkirakan 200.000 ha (Dirjen Bina Produksi Perkebunan), 1005). Limbah batang pohon sawit yang dihasilkan dari peremajaan dapat menimbulkan permasalahan bagi petani, karena limbah yang dibiarkan merupakan sarang hama dan penyakit yang menimbulkan gangguan bagi tanaman muda. Di sisi lain, praktek pemusnahan limbah batang pohon sawit yang murah dan mudah melalui pembakaran sudah tidak dapat dilakukan sejak diberlakukannya larangan baker pada tahun 1997.
Proses pengolahan batang sawit diawali dengan penggergajian dengan memperhatikan porsi bagian keras dan lunak, agar diperoleh kayu gergajian sawit secara optimal. Mengingat adanya dua bagian kayu sawit yang sifatnya bertolak belakang, maka dalam menentukan pola penggergajian harus diperhatikan. Pola terbaik yang akan menghasilkan sortimen optimal adalah pola berguling dimana bagian keras diperuntukkan sebagai bahan structural (kusen, rangka pintu, frooring dll), sedangkan bagian lunak untuk penggunaan non structural. Rendemen hasil penggergajian pada uji coba ini diperoleh sebesar 65 persen
Selanjutnya untuk penyempurnaan sifat atau modifikasi dimulai dengan pengawetan untuk mencegah serangan organisme perusak kayu, terutama pada bagian lunak, karena kayu sawit digemari berbagai organisme seperti aneka jenis serangga dan jamur akibat kandungan pati dan bahan penarik lainnya.. Setelah diawetkan, bagian keras !angsung dimasukkan ke ruang pengering (KD) sampai mencapai kadar air 20% dan seianjutnya diresin. Besarnya absorbsi bahan pengawet dan resin akan berpengaruh terhadap biaya.. Hasil uji coba menunjukkan bahan pengawet yang diperlukan sebesar 20 kg/m3 kayu sawit dengan konsentrasi 30% (W/V).
Untuk proses densifikasi bagian keras dan lunak berbeda perlakuannya. Bagian keras diresin dengan absorbsi 40 kg/m3 kayu sawit, sedangkan bagian lunak dikempa setelah kayu dipanaskan. Tingkat kornpresi adalah 20-50% tergantung ketebalan sortimen awal. Setelah bagian keras kayu sawit diresin dan bagian lunak dikempa kayu dimasukkan ke ruang pengering untuk mencapai kadar air 10-12% sehingga kayu siap dibuat produk komersial
Pengusahaan produk kayu sawit memiliki sensfitas yang tinggi terhadap berbagai parameter produksi dan pasar. Hal ini antara lain diindikasikan oleh nilai profit kayu gergajian sebesar 127% dengan profitabilitas sebesar 79%. Pengembangan industri ini akan menjadikan Indonesia menjadi pioneer pengembangan industri kayu sawit dan sekaligus sabagai penyelamat lingkungan sawit. Selain itu mampu menumbuhkan industri mesin dan bahan pembantu industri, yang pada akhirnya akan merupakan sumber penyediaan lapangan kerja dan sumber devisa negara.
Menteri Kehutanan H.MS. Kaban akan meninjau lokasi uji coba produksi kayu sawit densifikasi Badan Litbang Kehutanan dl PT. Inhutani I Unit Industri Bekasi, pada hari Selasa 11 April 2006. Dalam peninjauan tersebut akan disampaikan presentasi oleh peneliti Ir. Jamal Balfas M.Sc.
Penggunaan kayu sawit secara langsung masih menghadapi berbagai kendala yaitu karena sifat dasar /kualitas kayu sawit yang masih rendah dibandingkan dengan kayu biasa atau kayu kelapa, Hal ini menyebabkan masyarakat tidak menggunakannya sebagai kayu pertukangan dan kayu konstruksi. Padahal tiap tiap tahun limbah kayu sawit ini mencapaj 23 juta m3 tersebar di beberapa tempat dan dibiarkan musnah percuma (Balfas, 1999).
Secara nasional, pengembangan sawit di Indonesia sampai tahun 2004 telah mencapai areal seluas 5,6 juta ha. Keperluan peremajaan sawit mulai tahun 2006-2010 diperkirakan 200.000 ha (Dirjen Bina Produksi Perkebunan), 1005). Limbah batang pohon sawit yang dihasilkan dari peremajaan dapat menimbulkan permasalahan bagi petani, karena limbah yang dibiarkan merupakan sarang hama dan penyakit yang menimbulkan gangguan bagi tanaman muda. Di sisi lain, praktek pemusnahan limbah batang pohon sawit yang murah dan mudah melalui pembakaran sudah tidak dapat dilakukan sejak diberlakukannya larangan baker pada tahun 1997.
Proses pengolahan batang sawit diawali dengan penggergajian dengan memperhatikan porsi bagian keras dan lunak, agar diperoleh kayu gergajian sawit secara optimal. Mengingat adanya dua bagian kayu sawit yang sifatnya bertolak belakang, maka dalam menentukan pola penggergajian harus diperhatikan. Pola terbaik yang akan menghasilkan sortimen optimal adalah pola berguling dimana bagian keras diperuntukkan sebagai bahan structural (kusen, rangka pintu, frooring dll), sedangkan bagian lunak untuk penggunaan non structural. Rendemen hasil penggergajian pada uji coba ini diperoleh sebesar 65 persen
Selanjutnya untuk penyempurnaan sifat atau modifikasi dimulai dengan pengawetan untuk mencegah serangan organisme perusak kayu, terutama pada bagian lunak, karena kayu sawit digemari berbagai organisme seperti aneka jenis serangga dan jamur akibat kandungan pati dan bahan penarik lainnya.. Setelah diawetkan, bagian keras !angsung dimasukkan ke ruang pengering (KD) sampai mencapai kadar air 20% dan seianjutnya diresin. Besarnya absorbsi bahan pengawet dan resin akan berpengaruh terhadap biaya.. Hasil uji coba menunjukkan bahan pengawet yang diperlukan sebesar 20 kg/m3 kayu sawit dengan konsentrasi 30% (W/V).
Untuk proses densifikasi bagian keras dan lunak berbeda perlakuannya. Bagian keras diresin dengan absorbsi 40 kg/m3 kayu sawit, sedangkan bagian lunak dikempa setelah kayu dipanaskan. Tingkat kornpresi adalah 20-50% tergantung ketebalan sortimen awal. Setelah bagian keras kayu sawit diresin dan bagian lunak dikempa kayu dimasukkan ke ruang pengering untuk mencapai kadar air 10-12% sehingga kayu siap dibuat produk komersial
Pengusahaan produk kayu sawit memiliki sensfitas yang tinggi terhadap berbagai parameter produksi dan pasar. Hal ini antara lain diindikasikan oleh nilai profit kayu gergajian sebesar 127% dengan profitabilitas sebesar 79%. Pengembangan industri ini akan menjadikan Indonesia menjadi pioneer pengembangan industri kayu sawit dan sekaligus sabagai penyelamat lingkungan sawit. Selain itu mampu menumbuhkan industri mesin dan bahan pembantu industri, yang pada akhirnya akan merupakan sumber penyediaan lapangan kerja dan sumber devisa negara.
Menteri Kehutanan H.MS. Kaban akan meninjau lokasi uji coba produksi kayu sawit densifikasi Badan Litbang Kehutanan dl PT. Inhutani I Unit Industri Bekasi, pada hari Selasa 11 April 2006. Dalam peninjauan tersebut akan disampaikan presentasi oleh peneliti Ir. Jamal Balfas M.Sc.
Sumber : http://www.antaranews.com
Rabu, 09 April 2014
ABU VULKANIK BISA DIJADIKAN BAHAN BAKU PEMBUATAN SEMEN POZOLAN KAPUR
Saat ini jenis semen yang banyak digunakan masyarakat
sebagai pengikat konstruksi perumahan adalah semen Portland. Padahal jenis
semen ini berharga relatif mahal dan memiliki spesifikasi yang terlalu tinggi untuk
konstruksi rumah sederhana. Salah satu alternatif pengganti semen Portland
adalah semen pozolan kapur. Semen ini relatif mudah diproduksi karena prosesnya
tidak membutuhkan energi dan biaya sebesar pembuatan semen Portland. Pozolan
sendiri merupakan bahan yang tidak memiliki sifat semen namun dalam ukuran
halus dan dengan penambahan air serta kapur padam mampu membentuk senyawa
hidraulis. Salah satu bahan pozolan yang tersedia di alam adalah abu vulkanik.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh abu vulkanik sebagai bahan
baku pembuatan semen pozolan kapur. Abu vulkanik dicampur dengan kapur padam
dan batulempung dengan proporsi kapur padam 77%, batulempung 10 – 23%, dan abu
vulkanik 0 – 13%. Campuran ketiga bahan baku kemudian dibakar pada suhu 1000o
C. Semua bahan baku pembuatan semen yang digunakan dalam penelitian ini diambil
dari Kabupaten Gunung Kidul. Berdasarkan analisa Atomic Absorbtion Spectrometry
diketahui bahwa abu vulkanik mengandung 64,39 % SiO2 dan 13,03% Al2O3.
Sedangkan batugamping sebagai bahan baku kapur padam mengandung 47,54% CaO; dan
batulempung mengandung 49,05% SiO2 serta 14,58% Al2O3. Untuk mengetahui
pengaruh abu vulkanik dalam semen dibuatlah beton sederhana dengan cara
mencampur satu bagian semen dengan tiga bagian pasir. Setelah beton berusia
satu minggu dilakukan uji kuat tekan dan diketahui bahwa semen yang mengandung
10% abu vulkanik dan 10% kaolinit memiliki kuat tekan yang paling baik, yaitu
120 kg/cm2. Dari hasil analisa Difraksi Sinar-X diketahui bahwa semen dengan
komposisi tersebut telah membentuk senyawa kalsium silikat sedangkan campuran
yang lainnya belum. Hal ini disebabkan karena SiO2 dalam abu vulkanik berbentuk
gelasan sehingga lebih mudah bereaksi dengan CaO membentuk kalsium silikat
daripada dengan bentuk kristalin mineral lempung kelompok kaolin pada
batulempung.
Sumber : http://www.iagi.or.id
Minggu, 06 April 2014
Aluminium Composite Panel
Aluminium Composite Panel (ACP) dari bahan utamanya yaitu composite material, atau biasa disebut bahan composite atau composition materials, adalah salah satu material yang biasanya berupa lembaran
yang bahannya terbuat dari lapisan aluminium pada kedua sisi luar dimana didalamnya dilapisi dengan bahan non aluminium berupa bahan polyetthylene dimana ketiga lapisan disatukan dalam lembaran yang kuat. Aluminium composite panel dalam lembarannya akan didapatkan dalam lembaran yang kaku, kuat tapi dalam berat yang cukup ringan.
Contoh umum dari bahan composite ini misalnya untuk pedal piringan rem mobil atau motor yang mengandung partikel keramik berbahan keras yang disenyawakan dalam matrix berbahan besi/ metal yang lembut. Contoh lainnya dari bahan composite dapat ditemukan di tutup shower dan bak mandi yang dibuat dari fiberglass. Contoh paling canggih dalam implementasi material composite ini adalah untuk bahan pembuatan panel untuk pesawat luar angkasa.
Keunggulan dari bahan composite ini adalah beratnya yang
lebih ringan tetapi dengan kekuatan yang lebih tinggi, tahan karat, dengan
biaya perakitan yang lebih murah karena berkurangnya jumlah komponen
perakitannya dan tidak memerlukan baut-baut penyambung.
Sifat dasar aluminium composite panel adalah keras dan kaku
tetapi ringan dalam berat. Dilapisi aluminium yang dapat diwarnai dengan
bermacam – macam warna. Aluminium composite panel dipakai secara luas
dengan atau tidak dengan warna metalik, juga dapat memakai pola warna imitasi
dari material lain seperti kayu dan marmer.
Dalam pemakaiannya , aluminium composite panel banyak
dipergunakan sebagai penutup permukaaan untuk dinding. Bahan ini biasanya
digunakan untuk bangunan gedung ataupun rumah berbentuk minimalis. Sering
dipergunakan dengan kombinasi penggunaan kaca dan bahan logam lainnya untuk
keindahan arsitektur. Untuk penggunaan interior, aluminium composite panel
sering dipergunakan untuk partisi, penutup kolom dan juga untuk plafoon
artistik.
Penerapan ACP tidak terbatas hanya untuk bagian luar bangunan saja tetapi juga dapat digunakan untuk bagian dalam ruangan, Seperti langit-langit atap dan sebagainya. Aluminium Composite Panel sanggup memberikan nilai tambah pada bangunan atau gedung yang menggunakan Aluminium Composite Panel.
Sumber : Berbagai Sumber
Langganan:
Postingan (Atom)