Minggu, 20 Juli 2014

Mengenal Lebih Dekat Rumah Raswari, Murah dan Tahan Gempa


   Umar Sumadi di depan Rumah Murah karyanya  


Rumah raswari merupakan rumah tahan gempa yang dibangun berdasarkan kerja sama Kemetrian Rakyat dengan penemu teknologi rumah ini yaitu Umar Sumadi. Sebelum menemukan sistem pembuatan rumah raswari, Umar Sumadi pernah bekerja sebagai seorang tukang bangunan.

Ukuran luasnya adalah 36 meter persgi. Sedangkan bahan yang dipakai untuk membuat dinding berupa cetakan beton yang ukurannya sama seperti dinding biasa namu lebih tipis. Karena itu banyak orang yang juga memberi nama rumah ini sebagai rumah cetak. Saat pertama kali dibuat, konsep bangunan rumah ini adalah semi permanent.

Salah satu kelebihan dari rumah ini adalah, proses pembuatannya lebih cepat dan praktis. Karena itu jika dilihat dari segi pembiayaannya juga menjadi hemat dan irit. Rumah ini memang dibuat dengan tujuan untuk membantu masyarakat kelas bawah agar bisa mendpatkan tempat tinggal dengan harga yang sangat terjangkau.

Sebelum dikembangkan, rumah raswari atau rumah cetak ini memakai bahan kayu yang dibuat jadi papan. Tapi mengingat harga kayu makin mahal harganya dan bersifat merusak lingkungan, selanjutnya diciptakan teknologi baru. Setelah dilakukan berbagai macam penelitian, akhirnyabahan kayu tersebut bisa digantidari beton. Sehingga sifatnya tidak menjadi semi permanent lagi namun sudah full permanent.

Bahan untuk pembuatan beton ini adalah campuran mortar dan semen dengan perbandingan satu berbanding empat. Sementara itu untuk kerangkanya dibuat dari tulangan besi dan menggunakan adonan semen dan pasir. Dengan cara seperti ini maka penggunaan kayu bisa semakin dikurangi atau diminimalkan.


Kayu hanya digunakan untuk membuat kerangka dan kusen pintu. Sedangkan daunnya memakai triplek. Kemudian untuk jendelanya berupa jendela dari kaca nako yang bisa menjadikan sisitem sirkulasi udara bisa diatur dengan baik. Jendela ini diletakan pada bagian depan dan jumlahnya ada dua dengan posisi saling berdampingan dan terpisah dengan pintu yang ada di tengah.

Sedangkan pondasinya ada yang memakai umpak dan batu kali namun ada pula yang memakai karang serta slof. Semuanya tinggal disesuaikan dengan kondisi tanah atau lahan dan bahan yang lebih mudah ditemukan dan tersedia di lokasi pembangunan di mana komplek rumah raswari ini dikembangkan.

Selanjutnya untuk atapnya, bisa menggunakan atap dasi seng gelombang. Atau bisa juga diganti dengan atap asbes dan kerangkanya memakai rangka besi siku. Dan lantainya berupa lantai rabat yang dibuat dari adonan semen dan pasir dengan perbandingan satu dan empat. Meski tidak memakai lantai ubin, tapi lantai rabat ini tetap bisa memenuhi standar kesehatan dan rumah layak huni.

Meski ukurannya tidak begitu luas yaitu hanya tigapuluh enam meter persegi saja, namun sistem pembagian ruangnya termasuk lengkap. Ada ruang satu ruang tamu yang bisa disekat atau dibagi menjadi dua dan satunya dipakai sebagai ruang keluarga. Tapi disarnkan sebaiknya ruang tamu ini tetap difungsikan sebagai ruang keluarga sekaligus sehingga ukuran ruangnya tidak terlalu kecil dan sempit. 

Selain ruang tamu masih ada lagi ruang dapur untuk memasak,kamar mandi dan dibuat menyatu dengan toilet atau MCK. Lalu ada kamar tidur yang jumlahnya ada dua. Yang satu ukurannya agak besar dan satunya lagi lebih kecil.

Selain proses pembuatannya lebih praktis dan tidak membutuhkan waktu yang lama, rumah cetak atau raswari ini juga punya kelebihan lain yaitu tahan gempa. Karena itu tidak mengherankan ketika diuat proyek percontohan, maka lokasi perumahan pertama yang dikembangkan adalah daerah Aceh terutama untuk membantu masyarakat yang beberapa tahu lalu terkena dampak bencana tsunami.

Meski tampilannya sangat sederhana namun dari sisi desain rumah raswari tetap punya tampilan yang menarik. Apalagi jika penggunaan warana dalam pengecatan dinding serta element yang lain bisa diaplikasi dengan baik.

 ☛Image Bali   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar