Ilustrasi. Kompetisi merupakan sarana terbaik untuk meningkatkan mutu dan kemampuan kontraktor. |
JAKARTA, KOMPAS.com - Para konsultan harus dapat
meyakinkan pemberi kerja bahwa sarang laba-laba lebih efisien dijadikan model
konstruksi rumah. Meskipun menggunakan slab beton setebal 50 -70 cm, namun
konstruksi ini hanya menggandung 15 persen beton, sedangkan sisanya 85 persen
merupakan tanah yang dipadatkan sehingga bisa menghemat 50 persen.
"Setidaknya
ada tiga pertimbangan bagi pemberi kerja sebelum memutuskan menggunakan
konstruksi bangunan yakni murah, mudah, dan cepat dalam pelaksanaannya tanpa
mengurangi kekuatan. Sedangkan kita, sebagai konsultan, wajib menyampaikan
pendapat secara profesional," kata Direktur Utama PT Yodya Karya (Persero),
Muhamad Basir di Jakarta, Sabtu (19/7/2014), terkait kerjasama dengan PT Katama
Surya Bumi.
PT Yodya Karya (Persero) merupakan BUMN penyedia jasa konsultan konstruksi untuk memperluas aplikasi penggunaan konstruksi sarang laba-laba (KSLL). Bekerjasana dengan Katama, perusahaan BUMN tersebut ingin mengembangkan produk konstruksi tanah air yang telah mengantongi penghargaan di antaranya dari Kementerian PU, Indocement, Kementerian Ristek, dan Upakarti.
Basir mengatakan, kesepakatan kerja sama kedua perusahaan akan menjadi momentum penerapan (aplikasi) KSLL untuk penggunaan lebih luas, seperti apron dan taxiway di bandar udara dan jalan raya yang memiliki kondisi tanah lunak atau ekspansif.
Yodya sendiri memiliki pengalaman selama 20 tahun menggunakan KSLL dalam berbagai bangunan terutama di daerah-daerah rawan gempa seperti Aceh, Sumatra Barat, dan Sulawesi Barat. "Konstruksi ini dirancang sangat rigid, kaku, karena merupakan konstruksi yang diisi dengan tanah padat di dalamnya. Dengan begitu, konstruksi ini kuat untuk menahan gempa, termasuk di Aceh yang diklaim sebagai gempa nomor dua terbesar dunia," ujar Basir.
Pada gempa di Aceh, bangunan yang menggunakan KSLL tidak ada yang mengalami kerusakan struktur sehingga layak untuk ditempati kembali, sedangkan bangunan lain banyak yang kemudian dirobohkan dulu sebelum dinyatakan layak ditempati.
Sementara itu, menurut Direktur Operasi Moh. Ali Khairudin, konstruksi sarang laba-laba telah memenuhi semua persyaratan produk konstruksi seperti dituangkan dalam undang-undang jasa konstruksi termasuk memberikan jaminan selama 10 tahun. Untuk itulah, lanjut Ali, upaya memperluas penggunaan KSLL tidak berhenti pada MoU, tetapi juga dilanjutkan dengan berbagai kajian ilmiah, seperti seminar dan konferensi untuk mengembangkan aplikasi ini.
Direktur Utama PT Katama Surya Bumi, Kris Suyanto, selaku pemegang paten konstruksi sarang laba-laba mengatakan, sangat apresiasi terhadap kepercayaan yang diberikan kepada konstruksi yang diciptakan Ir Ryantori dan Ir Soecipto itu. Kris mengatakan, lewat kerja sama dengan ahli-ahli konstruksi dari kalangan perguruan tinggi, KSLL akan terus dikembangkan menyesuaikan dengan kemajuan teknologi konstruksi saat ini.
PT Yodya Karya (Persero) merupakan BUMN penyedia jasa konsultan konstruksi untuk memperluas aplikasi penggunaan konstruksi sarang laba-laba (KSLL). Bekerjasana dengan Katama, perusahaan BUMN tersebut ingin mengembangkan produk konstruksi tanah air yang telah mengantongi penghargaan di antaranya dari Kementerian PU, Indocement, Kementerian Ristek, dan Upakarti.
Basir mengatakan, kesepakatan kerja sama kedua perusahaan akan menjadi momentum penerapan (aplikasi) KSLL untuk penggunaan lebih luas, seperti apron dan taxiway di bandar udara dan jalan raya yang memiliki kondisi tanah lunak atau ekspansif.
Yodya sendiri memiliki pengalaman selama 20 tahun menggunakan KSLL dalam berbagai bangunan terutama di daerah-daerah rawan gempa seperti Aceh, Sumatra Barat, dan Sulawesi Barat. "Konstruksi ini dirancang sangat rigid, kaku, karena merupakan konstruksi yang diisi dengan tanah padat di dalamnya. Dengan begitu, konstruksi ini kuat untuk menahan gempa, termasuk di Aceh yang diklaim sebagai gempa nomor dua terbesar dunia," ujar Basir.
Pada gempa di Aceh, bangunan yang menggunakan KSLL tidak ada yang mengalami kerusakan struktur sehingga layak untuk ditempati kembali, sedangkan bangunan lain banyak yang kemudian dirobohkan dulu sebelum dinyatakan layak ditempati.
Sementara itu, menurut Direktur Operasi Moh. Ali Khairudin, konstruksi sarang laba-laba telah memenuhi semua persyaratan produk konstruksi seperti dituangkan dalam undang-undang jasa konstruksi termasuk memberikan jaminan selama 10 tahun. Untuk itulah, lanjut Ali, upaya memperluas penggunaan KSLL tidak berhenti pada MoU, tetapi juga dilanjutkan dengan berbagai kajian ilmiah, seperti seminar dan konferensi untuk mengembangkan aplikasi ini.
Direktur Utama PT Katama Surya Bumi, Kris Suyanto, selaku pemegang paten konstruksi sarang laba-laba mengatakan, sangat apresiasi terhadap kepercayaan yang diberikan kepada konstruksi yang diciptakan Ir Ryantori dan Ir Soecipto itu. Kris mengatakan, lewat kerja sama dengan ahli-ahli konstruksi dari kalangan perguruan tinggi, KSLL akan terus dikembangkan menyesuaikan dengan kemajuan teknologi konstruksi saat ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar