Selasa, 17 Maret 2015

Solusi Membangunan Rumah Murah



KOMPAS.com - Perusahaan arsitektur asal Seoul, Korea selatan, JYA-rchitects menggunakan berbagai material murah, termasuk gelembung pembungkus dan lembaran baja bergelombang untuk menyediakan solusi yang efisien dalam serangkaian proyek rumah murah di Korea Selatan.

"The Low Cost Housing Series" tersebut direpresentasikan sebagai bagian dari eksibisi Out of the Ordinary: Awar Winning Works yang diselenggarakan oleh Young Korean Architects.

Properti yang diselesaikan oleh JYA-rchitects dipamerkan pada tahun 2013 dan 2014 dan berlokasi di propinsi selatan negara tersebut. Pengembangannya berkolaborasi dengan organisasi nirlaba The Child Fund Korea.

“Ada orang-orang yang tinggal di lingkungan hidup sangat miskin hingga kami tak mampu membayangkan bila terjadi pada kawasan kami. Kami begitu terkejut sekaligus malu ketika menghadapi realitas tersebut. Tapi permasalahan yang lebih serius adalah kami tak mengetahui berapa jumlah masyarakat dengan kehidupan tersebut dan bagaimana cara menolongnya secara efisien,” ujar Arsitek Youmin Won.


Empat rumah dalam proyek Low Cost Housing Series menunjukkan solusi berbeda untuk masalah yang berkaitan dengan bangunan minim dana. Para arsitek mengembangkan proses standarisasi yang membantu mereka mengidentifikasi dan fokus pada penanggulangan isu paling vital pada setiap keluarga.

Selain itu, tim arsitektur muda dalam proyek tersebut menggunakan kesempatan ini untuk mengasah kemampuan arsitektur mereka, sekaligus menyediakan layanan bagi orang yang membutuhkan.

“Proses berpikir dalam proyek ini mirip dengan cara dokter bekerja. Ini sangat sederhana, yaitu mendiagnosa masalah dan menemukan solusi arsitektur yang efisen. Hal ini menjadii tantangan utama dan pendekatan konsisten yang kami perlukan untuk tetap pada proyek Low Cost House Series,” lanjut Won.

Rumah pertama yang selesai dibangun terdapat di Beolgyo. Rumah tersebut didesain untuk keluarga yang huniannya sempat hancur karena kebakaran. Dalam rumah tersebut, persyaratan utamanya adalah menyambut cahaya matahari lewat atap baru saat lokasi hunian diapit oleh hutan bambu. Lapisan gelembung pembungkus yang menyelimuti atap memungkinkan tersaringnya cahaya alami menuju ruangan keluarga terbuka.

Kamar tidur untuk dua anak laki-laki dan dua anak perempuan dipisahkan lewat layar geser. Hal ini memungkinkan pemberian privasi saat layar geser ditutup serta area bermain ketika layar geser dibuka.

Di Jangheung, rumah untuk 7 keluarga dibangun menggunakan rumah kontainer prefabrikasi yang biasa digunakan untuk tempat akomodasi sementara. Rumah tersebut diposisikan di kedua ujung dek kayu tertutup yang dapat dibuka.

Kontainer dikelilingi oleh kerangka dengan atap melengkung untuk memberikan impresi rumah di dalam rumah. Konfigurasi berlapis ini meningkatkan insulasi dan menyediakan beragamnya ruang keluarga, termasuk loteng di atas salah satu kontainer.

Low Cost House 3 di Hwasun-gun merupakan proyek renovasi dengan melibatkan penghapusan pada atap yang ada untuk menampilkan kaso kayu asli.

Properti keempat di Jeongeup dibangun untuk lima keluarga yang telah menghabiskan 8 tahun tinggal di rumah kaca plastik. Bingkai kayu rumah murah tersebut dibiarkan terbuka secara internal dan dilapisi dengan panel berlapis yang diselesaikan menggunakan lapisan baja bergelombang.

Dinding interior rumah tersebut dicat putih atau pun dibuat menggunakan papan lapis. Hal tersebut memberikan tekstur permukaan yang kasar. Pegangan tangga dan lantai mezzanine pertama dibungkus dalam jaring putih murah untuk membentuk lapisan pelindung.


   properti.kompas.com   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar