Senin, 08 Desember 2014

Rumah Jerami, Go-Green dan Stylish


Rooang.com
 | Umumnya, jerami dipakai sebagai pakan ternak, pupuk, atau sekadar dibakar. Tapi, tahukah Anda bahwa jerami bisa digunakan sebagai rumah? Yap! Rumah dari jerami banyak dijumpai di Eropa. Jerami sebagai material sisa dari pertanian, menjadi bahan yang ramah lingkungan, ekonomis, dan sangat mudah didapat.


Penampilan

Kalau dilihat dari sisi penampilannya, rumah jerami memiliki dinding yang tebal. Hal ini membuat jendela dan pintunya lebih menjorok. Di jendela terdapat cukup banyak sisa dinding yang bisa digunakan untuk meletakkan tanaman hias, buku, maupun aksesoris. Dinding yang cukup tebal juga sering dimanfaatkan untuk dibuat niche, yakni ceruk di dinding yang berfungsi untuk menempatkan aksesoris ruangan.
Umumnya rumah jerami terlihat seperti rumah kuno. Bahkan beberapa rumah terlihat seperti rumah Hobbit. Atapnya rendah dengan dinding yang tebal dan pintu kayu. Temboknya terlihat tidak mulus dengan tekstur bergelombang, karena banyak orang yang membuat sendiri rumah jeraminya. Tembok-tembok itu dilapisi dengan plaster yang diaplikasikan secara manual dengan tangan.
Tetapi, seiring banyaknya peminat rumah jerami, dan terutama karena adanya program pemerintah di beberapa negara, kini mulai banyak bermunculan kontraktor rumah jerami. Rumah jerami pun dibangun dengan lebih modern, dindingnya halus dan rata, mewah, arsitektur minimalis modern, dan dengan gaya interior yang chic.

Keunggulan

Banyak pihak mengklaim rumah jerami sebagai rumah masa depan. Hal ini sangat wajar, mengingat banyak keunggulan yang ditawarkan.
  • Terjangkau
Menurut situs pajaconstruction.com, harga rumah jerami hampir sama dengan harga rumah kayu tradisional. Harga terjangkau ini karena material yang digunakan sangat mudah diperoleh.
  • Insulasi tinggi
Insulasi yang tinggi sudah menjadi kebutuhan dalam setiap rumah. Dengan tingkat insulasi yang tinggi, maka rumah tersebut bisa lebih hemat energi. Rumah jerami memiliki R-value yang cukup tinggi, bahkan beberapa situs menyebutkan R-value yang dimiliki rumah ini mencapai 40.
  • Mengurangi pencemaran udara
Jerami umumnya hanya dibiarkan saja lalu dimusnahkan dengan cara dibakar. Hal ini masih banyak terjadi di luar negeri maupun Indonesia. Dengan memanfaatkan jerami sebagai material bangunan, maka bisa dipastikan jumlah asap pembakaran akan berkurang.
  • Mudah dibangun
Rumah jerami lebih mudah dibangun daripada rumah kayu ataupun rumah bermaterial batu bata. Kemudahan menyusun jerami membuat proses konstruksi berjalan lebih cepat daripada menyusun batu bata.
  • Sangat disukai
Banyak orang menyukai dinding yang tebal seperti dinding di bangunan kuno. Dinding seperti ini terlihat shabby, kokoh, dan mudah didekorasi. Dengan dinding tebal, orang bisa membuat window seat, niche, rak aksesoris, dan dekorasi lainnya. Hal inilah yang tidak bisa diberikan oleh material lain, mengingat mahalnya material bangunan saat ini.

Tantangan rumah jerami

Penggunaan jerami sebagai material bahan bangunan juga tidak lepas dari kontra. Beberapa kalangan masih meragukan kualitas bangunan ini karena pertimbangan sebagai berikut.
  • Jerami merupakan material yang mengundang cibiran
Sebagian penduduk di negara Australia, Inggris, dan AS menganggap bahwa jerami merupakan rumah untuk para babi. Selain itu, mereka meragukan durabilitas material ini sebagai rumah untuk manusia. Ditambah lagi, rumah jerami terlihat sangat tradisional dan dianggap ketinggalan zaman.
  • Kerentanan pada api
Hal ini masih menjadi perdebatan.Banyak ahli konstruksi yang sudah melakukan pengujian dan terbukti bahwa rumah jerami yang diuji tersebut tahan terhadap resiko kebakaran. Tetapi, kerentanan pada kebakaran masih cukup besar pada saat proses konstruksi.
  • Masalah jamur dan serangga
Karena material intinya berupa jerami, rumah ini lebih rentan terkena serangan jamur dan serangga. Hal ini disebabkan karena celah udara di dalam dinding yang lebih banyak, dibandingkan dengan material kayu atau bata.
  • Berkurangnya ukuran ruangan
Karena tembok rumah jerami mencapai ketebalan 46 cm, maka ukuran ruangan bisa berkurang. Kamar yang biasanya berukuran 5m X 5m menjadi 4.5m X 4.5m. Berkurangnya ukuran ruangan tentu juga berdampak pada efisiensi penggunaan ruang.
  • Mudah retak
Jika tidak diaplikasikan dengan benar, bisa terjadi keretakan dinding rumah. Hal ini terjadi karena tumpukan balok jerami yang tidak rapat, terutama pada bagian sulit seperti dekat kusen pintu, jendela, dan langit-langit.
  • Kesulitan proses plaster
Melapisi tumpukan jerami dengan plaster bukanlah perkara gampang. Jika tidak melakukannya dengan maksimal, maka rumah ini bisa benar-benar terlihat seperti tumpukan jerami: berserabut dan berantakan.
Apapun tantangan yang ada, rumah jerami terbukti lebih ekonomis, sustainable, dan eco-green friendly. Bagaimana dengan material rumah Anda? Berminat mencoba rumah jerami?


  ☛ rooang.com  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar