Rooang.com | Umumnya,
jerami dipakai sebagai pakan ternak, pupuk, atau sekadar dibakar. Tapi,
tahukah Anda bahwa jerami bisa digunakan sebagai rumah? Yap! Rumah dari
jerami banyak dijumpai di Eropa. Jerami sebagai material sisa dari
pertanian, menjadi bahan yang ramah lingkungan, ekonomis, dan sangat
mudah didapat.
Penampilan
Kalau dilihat dari sisi penampilannya, rumah jerami memiliki dinding
yang tebal. Hal ini membuat jendela dan pintunya lebih menjorok. Di
jendela terdapat cukup banyak sisa dinding yang bisa digunakan untuk
meletakkan tanaman hias, buku, maupun aksesoris. Dinding yang cukup
tebal juga sering dimanfaatkan untuk dibuat niche, yakni ceruk di
dinding yang berfungsi untuk menempatkan aksesoris ruangan.
Umumnya rumah jerami terlihat seperti rumah kuno. Bahkan beberapa
rumah terlihat seperti rumah Hobbit. Atapnya rendah dengan dinding yang
tebal dan pintu kayu. Temboknya terlihat tidak mulus dengan tekstur
bergelombang, karena banyak orang yang membuat sendiri rumah jeraminya.
Tembok-tembok itu dilapisi dengan plaster yang diaplikasikan secara
manual dengan tangan.
Tetapi, seiring banyaknya peminat rumah jerami, dan terutama karena
adanya program pemerintah di beberapa negara, kini mulai banyak
bermunculan kontraktor rumah jerami. Rumah jerami pun dibangun dengan
lebih modern, dindingnya halus dan rata, mewah, arsitektur minimalis
modern, dan dengan gaya interior yang chic.
Keunggulan
Banyak pihak mengklaim rumah jerami sebagai rumah masa depan. Hal ini sangat wajar, mengingat banyak keunggulan yang ditawarkan.
Menurut situs pajaconstruction.com, harga rumah jerami hampir sama
dengan harga rumah kayu tradisional. Harga terjangkau ini karena
material yang digunakan sangat mudah diperoleh.
Insulasi yang tinggi sudah menjadi kebutuhan dalam setiap rumah.
Dengan tingkat insulasi yang tinggi, maka rumah tersebut bisa lebih
hemat energi. Rumah jerami memiliki R-value yang cukup tinggi, bahkan
beberapa situs menyebutkan R-value yang dimiliki rumah ini mencapai 40.
- Mengurangi pencemaran udara
Jerami umumnya hanya dibiarkan saja lalu dimusnahkan dengan cara
dibakar. Hal ini masih banyak terjadi di luar negeri maupun Indonesia.
Dengan memanfaatkan jerami sebagai material bangunan, maka bisa
dipastikan jumlah asap pembakaran akan berkurang.
Rumah jerami lebih mudah dibangun daripada rumah kayu ataupun rumah
bermaterial batu bata. Kemudahan menyusun jerami membuat proses
konstruksi berjalan lebih cepat daripada menyusun batu bata.
Banyak orang menyukai dinding yang tebal seperti dinding di bangunan
kuno. Dinding seperti ini terlihat shabby, kokoh, dan mudah didekorasi.
Dengan dinding tebal, orang bisa membuat window seat, niche, rak
aksesoris, dan dekorasi lainnya. Hal inilah yang tidak bisa diberikan
oleh material lain, mengingat mahalnya material bangunan saat ini.
Tantangan rumah jerami
Penggunaan jerami sebagai material bahan bangunan juga tidak lepas
dari kontra. Beberapa kalangan masih meragukan kualitas bangunan ini
karena pertimbangan sebagai berikut.
- Jerami merupakan material yang mengundang cibiran
Sebagian penduduk di negara Australia, Inggris, dan AS menganggap
bahwa jerami merupakan rumah untuk para babi. Selain itu, mereka
meragukan durabilitas material ini sebagai rumah untuk manusia. Ditambah
lagi, rumah jerami terlihat sangat tradisional dan dianggap ketinggalan
zaman.
Hal ini masih menjadi perdebatan.Banyak ahli konstruksi yang sudah
melakukan pengujian dan terbukti bahwa rumah jerami yang diuji tersebut
tahan terhadap resiko kebakaran. Tetapi, kerentanan pada kebakaran masih
cukup besar pada saat proses konstruksi.
- Masalah jamur dan serangga
Karena material intinya berupa jerami, rumah ini lebih rentan terkena
serangan jamur dan serangga. Hal ini disebabkan karena celah udara di
dalam dinding yang lebih banyak, dibandingkan dengan material kayu atau
bata.
- Berkurangnya ukuran ruangan
Karena tembok rumah jerami mencapai ketebalan 46 cm, maka ukuran
ruangan bisa berkurang. Kamar yang biasanya berukuran 5m X 5m menjadi
4.5m X 4.5m. Berkurangnya ukuran ruangan tentu juga berdampak pada
efisiensi penggunaan ruang.
Jika tidak diaplikasikan dengan benar, bisa terjadi keretakan dinding
rumah. Hal ini terjadi karena tumpukan balok jerami yang tidak rapat,
terutama pada bagian sulit seperti dekat kusen pintu, jendela, dan
langit-langit.
Melapisi tumpukan jerami dengan plaster bukanlah perkara gampang.
Jika tidak melakukannya dengan maksimal, maka rumah ini bisa benar-benar
terlihat seperti tumpukan jerami: berserabut dan berantakan.
Apapun tantangan yang ada, rumah jerami terbukti lebih ekonomis,
sustainable, dan eco-green friendly. Bagaimana dengan material rumah
Anda? Berminat mencoba rumah jerami?
☛ rooang.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar