Untuk melindungi struktur bangunan dari gempa, dapat menggunakan alat-alat peredam gempa (damper), mulai dari bantalan karet (base isolation seismic bearing) hingga alat-alat berteknologi tinggi.
Gempa yang terjadi di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan,
banyak korban jiwa akibat tertimbun runtuhan gedung-gedungnya. Salah
satu pilihan yang kini banyak digunakan untuk melindungi struktur
bangunan dari gempa, adalah dengan alat-alat peredam gempa (damper). Adapun alat peredam gempa tersebut, cukup banyak jenisnya,
- Bantalan karet tahan gempa (seismic bearing)
- Lock Up Device (LUD)
- Fluid Viscous Damper (FVD)
- High Damping Device (HIDAM)
- dan lainnya
Penggunaan peralatan tahan gempa tersebut, pada prinsipnya berfungsi
untuk menyerap energi gempa yang dipikul oleh elemen-elemen struktur.
Sehingga, struktur bangunan menjadi lebih elastis dan terhindar dari
kerusakan gempa yang parah.
Respon antara struktur dengan damper dan tanpa damper ketika diguncang gempa
( sumber : www2.bridgestone-dp.jp )
|
Bantalan Karet
Bantalan karet sering dikenal sebagai base isolation, tampaknya
penggunaannya akan semakin berkembang luas di masa datang. Berbagai
daerah di Indonesia yang dikategorikan rawan gempa, menjadikan bantalan
karet peredam gempa ini sangat diperlukan untuk melindungi struktur
bangunan. Bantalan karet ini tergolong murah, dan bukan merupakan alat
berteknlogi tinggi.
Bantalan karet
( sumber : wbdg.org )
|
Aplikasi bantalan karet
Dalam aplikasinya, bantalan karet tersebut dipasang pada setiap
kolom, yaitu diantara pondasi dan bangunan. Bantalan karet alam ini,
berfungsi untuk mengurangi getaran akibat gempa. Sedangkan lempengan
baja, digunakan untuk menambah kekakuan bantalan karet, sehingga
penurunan bangunan saat bertumpu di atas bantalan karet tidak terlalu
besar.
Adapun prinsip kerja dari bantalan karet (base isolation seismic
bearing) ini adalah pengaruh gempa bumi yang sangat merusak struktur
bangunan, merupakan komponen getaran karet horizontal. Getaran tersebut,
dapat menimbulkan gaya reaksi yang besar. Bahkan, pada puncak bangunan,
dapat terlihat hingga mendekati dua kalinya. Oleh karena itu, apabila
gaya yang sampai pada bangunan itu lebih besar dari kekuatan struktur
maka bangunan itu akan rusak.
Perletakan bantalan karet pada tiap kolom
( sumber : ndsse.com )
|
Gaya reaksi yang sampai pada bangunan tersebut, dapat dikurangi melalui
penggunaan bantalan karet tahan gempa ini. Pada dasarnya, cara
perlindungan bangunan oleh bantalan karet tahan gempa ini, dicapai
melalui penggunaan getaran gempa bumi ke arah horizontal. Dengan
bantalan tersebut, juga memungkinkan bangunan untuk bergerak bebas, pada
saat berlangsung gempa bumi, tanpa tertahan oleh pondasi. Bantalan
karet tersebut, dapat mengurangi daya reaksi hingga 70%. Karena, secara
alami karet alam memiliki fleksibilitas yang tinggi dan dapat menyerap
energi.
Uji geser
( sumber : http: http://www.ipard.com)
|
Uji tekan vertikal
( sumber : http: http://www.ipard.com )
|
Peredam gempa berupa bantalan karet alam
ini, kini mulai banyak diaplikasikan pada bangunan-bangunan hunian
maupun gedung-gedung bertingkat. Dan berdasarkan pengalaman di
lapangan., bangunan yang menggunakan bantalan karet peredam gempa ini,
tidak mengalami kerusakan yang signifikan, ketika terjadi gempa.
LUD (Lock Up Devices)
Selain bantalan karet, kini beberapa
bangunan publik yang berlokasi di daerah rawan gempa, juga sudah mulai
mengaplikasikan teknologi peredam gempa berteknologi tinggi dari
mancanegara. Salah satunya adalah jalan layang (flyover) Pasupati,
Bandung. Konon, bangunan publik ini, merupakan jalan layang pertama di
indonesia, yang mengaplikasikan perangkat teknologi peredam gempa shock transmission unit, dipilih jenis Lock Up Devices (LUD)
yang didatangkan dari Prancis. Teknik yang umumnya dipakai di Tank atau
pesawat angkasa, sekarang ada di jalan Pasupati ini.
LUD pada jembatan Rigid
( sumber : http://rebar.ecn.purdue.edu)
|
Salah satu alasan pemasangan LUD pada jalan layang Pasupati ini,
karena Bandung termasuk kota rawan gempa. Kekuatan gempa di Indonesia,
terutama Jawa, tercatat masuk region 3 – 4 atau sekitar 8 Ritcher.
Karenanya, di sepanjang jalan laying Pasupati, setidaknya dipasang
sekitar 76 unit LUD. Seluruh unit tersebut, dipasang pada tiang-tiang
(pier) jalan layang. Pada setiap tiang yang ditentukan, dipasang dua
unit LUD yang akan bekerja meredam guncangan pada konstruksi jalan
layang ketika terjadi gempa.
Seperti pada produk peredam gempa LUD yang konon harga per-unitnya
lebih dari 100 juta tersebut, jika dilihat dari dekat pada konstruksi
jembatan layang Pasupati ini ada semacam dongkrak atau shockbreaker
pada pertemuan antara tiang dan segmen jalan layang. Benda itulah yang
dinamakan LUD, sebagai alat untuk meredam guncangan jika terjadi gempa.
LUD
( sumber : http://rebar.ecn.purdue.edu)
|
LUD
( sumber : http://rebar.ecn.purdue.edu)
|
Prinsip kerja LUD
Prinsip kerja LUD sangat sangat
sederhana, jika diibaratkan tiang dan badan jalan layang sebagai huruf
T. Dimana garis melintang sebagai badan jalan. Gerak redam LUD pada saat
terjadi gempa, akan berlangsung dari arah kiri ke kanan atau
sebaliknya. Dengan penggunaan cairan khusus (gel silikon) yang menjadi
bantalan pada LUD, guncangan ekstrem akibat gempa, pada saat tertentu
mengakibatkan LUD terkunci, dan mengakibatkan seluruh badan jalan dan
tiang akan bergerak serentak ke arah yang sama seperti huruf T, ke kanan
dan ke kiri. Sistem ini, juga bisa meredam gerakan liar, akibat
guncangan yang disebabkan oleh getaran lainnya. Kekuatan LUD dengan gaya
horizontal, adalah 3.400 kN/unit.
erlatakan LUD pada jembatan tampak atas
( sumber : http://rebar.ecn.purdue.edu)
|
Perletakan LUD tampak samping
( sumber : http://rebar.ecn.purdue.edu)
|
Supaya awet LUD harus dirawat dengan
mengganti cairan LUD (gel silikon) setiap 25 tahun, dan mengganti cincin
karena 10 tahun. Umur struktur jembatan itu sendiri, diperkirakan bisa
mencapai lebih dari 100 tahun.
FVD (Fluid Viscous Damper)
Peralatan peredam gempa lain yang cukup terkenal dan banyak diaplikasikan pada struktur bangunan, adalah fluid viscous damper
(FVD). Fungsi utama dari peralatan ini, adalah menyerap energi gempa
dan mengurangi gaya gempa rencana yang dipikul elemen-elemen struktur.
Sehingga, struktur bangunan menjadi lebih elastis dan mampu meredam
guncangan gempa. Dengan mengaplikasikan peralatan FVD, gempa rencana
yang dipikul elemen struktur menjadi lebih kecil. Sehingga, dengan
kondisi tersebut diharapkan tidak terjadi kerusakan struktur bangunan
ketika gempa terjadi.
Pemasangan FVD pada struktur gedung
( sumber : istgeography.wikispaces.com)
|
Cara kerja FVD
( sumber : istgeography.wikispaces.com )
|
FVD merupakan alat peredam gempa yang
berfungsi sebagai disipator energi, dengan cara memberikan perlawanan
gaya melalui pergerakan yang dibatasi. Gaya yang diberikan oleh FVD
timbul, akibat adanya gaya luar yang berlawanan arah, bekerja pada alat
tersebut. Peralatan ini bekerja, dengan menggunakan konsep mekanika
fluida dalam mendispasikan energi.
Pada perkuatan FVD kolom berfungsi sebagai
pegas. FVD mampu mereduksi tegangan dan defleksi yang terjadi secara
simultan (bersamaan), karena gaya FVD yang bekerja sebanding dengan
perubahan kecepatan stroke-nya (stroking velocity). Mekanisme kerja ini,
dianalogikan seperti suspensi atau shock absorbser pada mobil, yang
digunakan untuk mengatur pergerakan pegas di posisi tumpuan. Gaya
redaman yang dibutuhkan relatif kecil, dibandingkan gaya yang dipikul
pegas, akibat beban kendaraan dan beban guncangan.
FVD pada perkuatan struktur gedung
( sumber : staaleng.com )
|
Jika pada struktur dipasang FVD, gaya redaman akan sama dengan nol pada saat defleksi maksimum, karena kecepatan stroke sama dengan nol dan kemudian berbalik arah. Saat kolom berbalik arah ke posisi semula, akan menyebabkan menjadikan kecepatan stroke
menjadi maksimum atau gaya redamannya menjadi maksimum. Pada posisi
kolom normal, tegangan kolom adalah minimum. Dengan, demikian penggunaan
FVD sebagai alat peredam struktur, tidak akan meningkatkan beban pada
kolom akibat gaya yang dikeluarkan FVD, karena saat terjadi gempa dan
gaya damper maksimum, tegangan kolom justru minimum.
FVD
( sumber : flickr.com )
|
Keuntungan FVD
Adapun kelebihan FVD, yaitu
- Dapat mereduksi tegangan, gaya geser dan defleksi pada struktur, dapat bekerja secara pasif (tidak membutuhkan peralatan atau sumber daya dalam penggunaannya).
- Dapat bekerja dengan tekanan fluida lebih tinggi, sehingga bentuknya semakin kecil dan praktis.
HiDAM (High Damping Device)
Jepang adalah
salah satu negara yang sering dilanda gempa, sehingga para engineer di
jepang dituntut untuk dapat mengatasi kerusakan bangunan akibat
guncangan gempa sehingga mengurangi korban jiwa dan materi. Alat peredam
gempa ini adalah hasil penelitian dan pengembangan laboraturium
Kobori, afiliasi perusahaan kontraktor Kajima. Di Jepang sendiri, alat
ini berhasil diaplikasikan pada gedung-gedung tinggi dan struktur khusus
lainnya.
Detail HiDAM
( sumber : kirainet.com )
|
Untuk HiDAM pada bagian struktur atas
sebagai respon pasif juga mulai banyak diaplikasikan. Hal ini penting,
karena berdasarkan simulasi, jika gempa berkekuatan 7-8 magnitude
mengguncang Tokyo, maka lebih dari sepertiga areanya akan luluh lantah,
dengan banyak korban jiwa.
HiDAM
( sumber : kajima.co.jp )
|
Sekilas mengenai prinsip kerja HiDAM, secara umum hampir sama dengan FVD taylor device
. Yakni kedua alat ini sama-sama menggunakan prinsip viskositas dalam
menciptakan gaya redaman. Berdasarkan hasil penelitian terhadap alat
peredam gempa HiDAM ini, rasio redaman struktur, mampu ditingkatkan oleh
HiDAM pada kisaran 10 – 20 %. Angka ini, sangat signifikan dalam
mengurangi respon struktur terhadap gempa dan kerusakan bangunan, serta
telah memenuhi kriteria konvensional gempa di Jepang.
HiDAM
( sumber : kajima.co.jp )
|
Pustaka : Majalah Techno Konstruksi, Edisi 18 (2009)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar