India memiliki jaringan jalan raya terbesar di dunia. Hampir setengahnya beraspal. Namun jalan raya di India tidak semuanya bisa diandalkan. Lubang dan permukaan yang bergelombang, membuat sengsara pengguna jalan raya.
Sebuah perusahaan Jerman kini membuat model 3 dimensi jalan raya di
India. Nantinya model tersebut akan mencakup semua jalan penghubung
utama.
Untuk itu sebuah kendaraan yang dilengkapi dengan kamera dan lusinan sensor mendokumentasikan kondisi jalan raya.
Sasarannya adalah mendeteksi ruas jalan yang berpotensi mengalami
kerusakan seperti berlubang atau bergelombang, sebelum mengancam
keselamatan pengendara. Insinyur Dieter Klasen adalah sosok di balik
sistem tersebut. Dieter Klasen, Insinyur Pengembangan: "Dengan kendaraan
ini kami merekam kondisi jalan raya. Dari data yang dikumpulkan kami
bisa membuat korelasi antara biaya pembangunan dan nilai aktual, serta
batas usia pakai jalan."
Navigasi berbasis satelit
Sebuah sistem navigasi berbasis satelit menjadi jantung sistem
pengukuran buatan Klasen. Ini bisa menentukan secara akurat lokasi
kendaraan. Pengumpulkan data jalan raya akan berguna jika dilengkapi dengan informasi akurat mengenai lokasi. Cahaya kilat stroboskop memindai retakan kecil di aspal.
Klasen menggunakan kamera industri beresolusi tinggi, yang membutuhkan
pencahayaan maksimal untuk membuat citra yang akurat. Pencahayaan
konstan dengan pulsa seperduapuluhribu detik menjamin ketajaman
gambar.Klasen mengatakan:
"Permukaan aspal sangat hitam dan sulit memantulkan cahaya. Sementara
kami harus memotret keretakan berukuran satu militer saat mobil melaju
100 kilometer perjam. Jadi kami butuh pencahayaan yang kuat dan
kecepatan rana yang sangat singkat. Cahayanya berasal dari lampu
stroboskop, yang kilatannya lebih terang dari matahari. Jadi kami bisa
membuat terang bayangan di bawah sinar matahari."
Memperpendek usia jalanan
Lubang terbentuk dari retakan-retakan kecil di atas permukaan aspal.
Karena itu retakan memperpendek usia pakai jalan raya. Klaseen
menambahkan: "Retakan ini tidak membahayakan pengguna jalan.
Tapiberbahaya buat jalan itu sendiri. Air masuk ke dalam aspal melalui
retakan itu. Di musim dingin air membeku dan memuai, dan retakan
membesar. Bisa dilihat di sini."
Sebuah scanner laser memindai permukaan jalan, sekitar satu juta kali
per detik. Alat itu mengukur lebar jalan raya dan mencari kerusakan di
permukaan, serta retakan akibat roda mobil.
Pada retakan tersebut air menggenang dan kendaraan yang melaju cepat
bisa mengalami aquaplaning. Klasen mengatakan: "Kita melaju di jalan
tua. Permukaanya sudah tidak lagi mulus dan kita bisa lihat di sini
banyak retakan bekas ban mobil."
Pada bekas ban mobil semacam itulah Klasen menghitung kedalaman genangan
air. Jika nilai ambang batas terlampaui, polisi harus masang rambu,
agar pengemudi mengurangi kecepatan saat hujan.
Semua data yang dikumpulkan disimpan di pusat data di Erfurt. Di sini
para insinyur memetakan kondisi jalan raya agar pemerintahan kota dan
desa mengetahui kondisi infrastruktur di wilayahnya dan dapat
merencanakan perbaikan.Chris Bischoff, Insinyur Teknik Sipil: "Semua
data yang dihimpun kendaraan pengkur, diteruskan ke saya untuk
dianalisa, dan diberi nilai satu sampai lima. Nilai lima artinya sangat
buruk, seperti terlihat di sini pada tanda warna merah. Sementara biru
artinya sangat bagus."
Barbasis nilai ini pemerintah setempat bisa memutuskan ruas jalan mana
yang paling membutuhkan perbaikan, agar pembentukan lubang jalan bisa
dicegah.
www.dw.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar